kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI rate naik, obat kuat sementara bagi rupiah


Kamis, 17 Mei 2018 / 22:10 WIB
BI rate naik, obat kuat sementara bagi rupiah
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berpeluang menguat dalam jangka pendek seiring  kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50%.

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, kenaikan BI 7-Day Repo Rate akan memicu penguatan nilai tukar rupiah. Sebab, kenaikan tersebut dinilai sebagai katalis positif bagi pergerakan rupiah di tengah sejumlah data ekonomi Indonesia yang masih kurang memuaskan.

Sebut saja, data neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia yang defisit, hingga cadangan devisa yang terus menurun akibat dampak intervensi BI terhadap rupiah.

Selain itu, penguatan rupiah akibat kenaikan BI 7-Day Repo Rate diyakini akan membuat investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia. “Paling tidak potensi kerugian kurs ketika investor asing berinvestasi di Indonesia bisa diminimalisir,” kata Faisyal, Kamis (17/5).

Kendati demikian, potensi penguatan rupiah hanya bersifat sementara. Ini mengingat sentimen eksternal yang mempengaruhi mata uang garuda masih tergolong kuat. Misalnya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS dan ketidakpastian konflik geopolitik di sejumlah kawasan dunia.

Tidak hanya itu, Faisyal bilang, peristiwa tak terduga seperti serangan bom yang terjadi beberapa hari lalu bisa berdampak negatif bagi rupiah jika terus-menerus terjadi.

Menurutnya, kenaikan BI 7-Day Repo Rate bukan satu-satunya solusi peningkatan posisi nilai tukar rupiah. Dalam jangka panjang, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis lainnya sebagai upaya menjaga kondisi makroekonomi Indonesia.

Faisyal mengingatkan, jika tekanan eksternal yang kuat terus berlangsung sementara neraca dagang dan transaksi berjalan Indonesia masih  defisit, rupiah terancam terjerembab di kisaran Rp 14.000-Rp 15.000 pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×