Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan mengatakan pemangkasan tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar dan dapat menjadi sentimen positif bagi sektor industri properti.
Dia menambahkan selama kuartal I-2020 ini bersamaan dengan masa pandemi Covid-19, penjualan properti mengalami penurunan 43,19% secara tahunan (yoy). Sementara pada kuartal I-2019 penjualan masih tumbuh 0,05%.
Kondisi tersebut juga tercermin dari pendapatan pra penjualan (marketing sales) baru mencapai 18,59% dari target yang ditetapkan. Di sisi lain, pinjaman hipotek tercatat tumbuh 6,72% yoy, sedangkan indeks residensial stagnan di level 1,56% yoy selama kuartal I-2020.
Baca Juga: Penjualan Lahan Industri Masih Tertahan di Masa Transisi New Normal Covid-19
"Selama pandemi Covid-19 sektor properti yang cukup terpukul paling dalam adalah hotel, retail, pusat belanja, perkantoran dan perumahan karena adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB)," jelas Rudy, Jumat (19/6).
Dalam jangka panjang, pemangkasan suku bunga BI dinilai dapat meningkatkan kembali permintaan di sektor properti meskipun tidak akan sekuat kondisi sebelumnya.
Hal ini didukung dengan kebijakan The Fed yang diprediksi tidak akan mengubah tingkat suku bunga hingga 2022, sehingga BI masih memiliki kesempatan untuk memangkas suku bunga 25 bps-50 bps selama tahun 2020. Di mana pemangkasan sebesar 25 bps telah direalisasikan.
Selain itu, data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa ada sekitar 81 juta milenial per tahun 2019 atau setara 76% dari populasi membutuhkan rumah.
"Dengan skenario ini kami merekomendasikan beli CTRA dan BSDE," jelasnya.
Dia merekomendasikan BSDE dengan target harga Rp 1.100 dan CTRA dengan harga Rp 880. Di luar skenario tersebut Rudy juga masih merekomendasikan hold SMRA dengan target harga Rp 610.
Ketiga perusahaan yang direkomendasikan tersebut masih mengandalkan penjualan perumahan sebagai tulang punggung, dengan marketing sales sebesar 64% berasal dari perumahan tapak tahun lalu.
Baca Juga: Ciputra Group rilis produk baru di Semarang mengadaptasi new normal
Rudy menambahkan MNC Sekuritas mempertahankan outlook netral pada sektor properti di tahun ini. Namun, masih ada potensi kenaikan jangka pendek untuk sektor properti karena valuasi yang menarik dengan diskon rata-rata 65% untuk NAV.
Hal ini juga didukung katalis positif dari pembukaan kembali pusat belanja di Jabodetabek setelah 15 Juni 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News