kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Diproyeksi Kembali Kerek Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Pasar Saham Dalam Negeri


Senin, 14 November 2022 / 13:51 WIB
BI Diproyeksi Kembali Kerek Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Pasar Saham Dalam Negeri
ILUSTRASI. Bank Indonesia diproyeksi kerek suku bunga di pekan ini


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia diproyeksi kembali menaikkan suku bunga acauan dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 16-17 November 2022.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan, suku bunga BI proyeksi naik 50 basis points (bps) menjadi 5,25% pada pertemuan di pekan ini.

Namun, peluang BI untuk mengerek suku bunga hanya 25 bps pun tetap terbuka. Hal tersebut karena pertimbangan inflasi Oktober yang melandai ke 5,71% dan nilai tukar rupiah kembali menguat.

"Kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps sebenarnya sudah price-in di market. Namun, jika ada pelonggaran dengan kenaikan 25 bps, mungkin akan lebih membawa kejutan sentimen positif ke market," kata Liza kepada Kontan.co.id, Minggu (13/11).

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Diprediksi Naik 25 Bps, IHSG Berpeluang Menguat

Lebih lanjut Liza bilang, jika kenaikan suku bunga acuan lebih kecil dari yang diproyeksi pasar, maka sektor teknologi bakal mendapat keuntungan lebih. Selain itu, saham-saham emiten yang berkapitalisasi pasar besar akan berpotensi menjadi index mover atau booster bagi pergerakan IHSG selanjutnya.

Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2022 diproyeksi melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 akan lebih lambat dikarenakan siklus perekonomian biasanya melambat di akhir tahun dan high base-effect di kuartal IV-2021 yang tumbuh sebesar 5,02% juga berpengaruh," jelas Liza.

Liza pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2022 hanya 5,3% (YoY). Katalis datang dari inflasi dari harga energi dan pangan, plus pelemahan nilai tukar rupiah.

Namun, dengan adanya percepatan belanja modal dan belanja barang, penyesuaian suku bunga acuan BI, penguatan pasar domestik serta percepatan impor, masih bisa membawa angin positif bagi pertumbuhan ekonomi.

"Kami merasa sentimen yang lebih kondusif ke depan akan lebih terasa di pasar domestik dan regional, terlebih dengan keluarnya data indikator makro ekonomi AS dan Indonesia yang membaik," jelasnya.

Liza memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di akhir tahun pada rentan 7.300-7.400 kembali tampak feasible.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×