CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

BI Berpotensi Kembali Menaikkan Suku Bunga Acuan, Saham Sektor Ini Bisa Dilirik


Minggu, 13 November 2022 / 14:51 WIB
BI Berpotensi Kembali Menaikkan Suku Bunga Acuan, Saham Sektor Ini Bisa Dilirik
ILUSTRASI. Kenaikan suku bunga acuan ini diprediksi akan menjadi sentimen positif bagi saham sejumlah sektor.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar 16-17 November 2022. Kenaikan suku bunga acuan ini diprediksi akan menjadi sentimen positif bagi saham sejumlah sektor.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai dalam rapat RDG pekan ini, kemungkinan besar BI masih akan kembali menaikan suku bunga acuan terlihat ada beberapa pertimbangan diantaranya adalah tingkat inflasi yang masih tinggi dan pelemahan nilai tukar rupiah. 

"Akan tetapi, melihat perkembangan terbaru inflasi di AS, mungkin kenaikan suku bunga BI tidak akan seagresif pada bulan-bulan sebelumnya," Ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (13/11). 

Baca Juga: Tingkat Utang Global Naik Tajam di 2021, Ini Peringatan dari Presiden Bank Dunia

Valdy memperkirakan dengan perkembangan terbaru di AS, besar kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuan dengan kisaran 25 bps-50 bps pada pertemuan kali ini. 

Menurut Valdy kenaikan pada suku bunga acuan akan berdampak pada fluktuasi dalam jangka pendek, terutama di saham-saham yang sensitif terhadap bunga, seperti bank, properti, dan otomotif. Namun pasar akan kembali rasional dengan mencerna alasan kenaikan tersebut.

Sementara sentimen negatif masih berasal dari kekhawatiran resesi, mengingat tren pertumbuhan ekonomi sejumlah negara maju cenderung turun di tengah tren kenaikan suku bunga acuan.

Sementara, sentimen positif berasal dari sejumlah negara berkembang, terutama commodities exportir seperti Indonesia diperkirakan relatif tahan terhadap resesi.

"Tren konsumsi domestik masih cukup baik, dan kita masih diuntungkan dari kondisi harga komoditas, terutama komoditas energi yang berada di level tinggi," jelasnya. 

Untuk tahun depan Valdy melihat saham-saham bluechip sebagai pilihan utama di tengah peningkatan uncertainty risk tersebut. Dimana rebound pada harga komoditas dapat memicu rebound pada saham-saham energy, terutama di akhir 2022 dan awal tahun 2023.

Baca Juga: Inflasi Amerika Serikat Mereda, Suku Bunga Diprediksi Untuk Sementara Akan Tertahan

Selanjutnya, moderasi harga energi berpotensi menekan inflasi dan diikuti pelonggaran kebijakan moneter. Pada situasi ini, saham-saham perbankan bisa diperhatikan. Kemungkinan kondisi ini terjadi di akhir semester I-2023 dan semester II-2023.

Sebagai Informasi, RDG BI pada 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×