Reporter: Grace Olivia | Editor: Agung Jatmiko
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran instrumen surat utang negara dalam bentuk saving bond ritel (SBR) akan kembali dimulai pada 20 Agustus mendatang. Bertajuk SBR004, surat utang yang ditujukan bagi investor ritel ini diproyeksi dapat menarik minat banyak investor jika spread kupon yang ditawarkan setidaknya sama dengan penerbitan sebelumnnya.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, menilai, penerbitan SBR004 kali ini berpotensi diminati oleh lebih banyak investor. Faktor pendorong utamanya ialah tingkat kupon yang kemungkinan akan sangat kompetitif lantaran kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7 Day Repo Rate (BI7DRR) beberapa waktu lalu.
"Seperti diketahui, penentuan kupon SBR mengacu pada BI7DRRR yang ditambah suatu premi tertentu. Dengan adanya potensi kenaikan BI7DRRR kedepan untuk merespon kenaikan suku bunga The Fed, daya tarik instrumen ini pasti akan bertambah," ujar Ifan, Jumat (10/8).
Penerbitan sebelumnya, yaitu SBR003, pemerintah memasang tawaran kupon pertama yang sekaligus menjadi batas bawah (floor) sebesar 6,8%. Kupon tersebut berdasarkan perhitungan BI7DRR saat itu sebesar 4,25% yang ditambahkan dengan spread sebesar 2,55% atau 255 basis poin (bps).
Ifan menilai, jika mengacu pada penerbitan sebelumnya, SBR004 nanti berpeluang menawarkan kupon sebesar 7,8%. Ini berdasarkan asumsi pemerintah menetapkan spread yang sama dan ditambahkan dengan BI7DRR saat ini yakni sebesar 5,25%.
"Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan instrumen ini akan sangat laris dipesan. Mengingat untuk SUN dengan tenor yang sama (2 tahun) saat ini hanya memberikan yield sebesar 7,2%, sedangkan rata-rata suku bunga deposito 1 tahun saat ini juga masih di bawah 6%," papar Ifan.
Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, sepakat. Dengan asumsi spread yang dipatok pemerintah tidak berubah, SBR004 akan menjadi sangat menarik di tengah terbukanya peluang kenaikan suku bunga acuan BI setidaknya sampai akhir tahun nanti.
"Apalagi dengan mekanisme jaminan kupon minimal (floor) akan makin menarik karena investor bisa dibilang tidak akan rugi," kata Anil, Jumat (10/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News