Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) optimistis target penjualan lahan tahun ini yang dipatok dapat tercapai kendati realisasi hingga delapan bulan pertama masih minim. Hingga Akhir Agustus, perseroan baru berhasil mencatatkan penjualan lahan seluas 8 hektare (ha).
Asa Sihaaan, Investor relation BEST mengatakan saat ini perseroan tengah menjajaki penjualan lahan dengan beberapa investor asing yang bergerak di bidang otomotif dan konsumer. "Hanya saja kita belum bisa mengungkapan luas lahan yang akan dijual," kata Asa pada KONTAN, Senin (7/9).
Jika penjajakan tersebut berhasil mencapai kesepakatan, Asa optimis target penjualan tahun ini yang dipatok 15 ha-20 ha dapat diraih.
Saat ini, BEST baru berhasil menjual lahan seluas 8 ha di kawasan MM2100 Cibutung Bekasi. Dengan harga jual US$ 200 per meter persegi (m2), nilai penjualan tersebut mencapai Rp 206,4 miliar. Lahan tersebut dijual kepada tiga investor asal Jepang yang bergerak di bidang auto dan konsumer.
Selain berupaya mengejar target penjualan lahan, BEST juga tengah mengembangkan hotel dan pergudangan di kawasan MM2100 untuk meningkatkan recurring income atau pendapatan berulang perseroan.
Asa mengatakan saat ini kedua proyek tersebut sedang dalam tahap konstruksi dan ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2016. Pembangunan hotel dengan 193 kamar ini telah dimulai sejak pertengahan Juni lalu. Adapun investasinya sekitar US$10 juta.
Asa mengungkapan pendapatan berulang perseroan saat ini masih sangat kecil yakni tak lebih dari 8% terhadap total pendapatan. Tahun depan, recurring income BEST diperkirakan bisa akan meningkat dengan kehadiran kedua proyek tersebut. "Untuk tahun pertama dampaknya mungkin masih kecil paling hanya meningkat jadi 10%," kata Asa.
Untuk jangka panjang, BEST berencana mengembangkan sarana komersial lain untuk melengkapi kawasan industri MM2100. Asa mengatakan terdapat 350 tenan yang mengisi kawasan industri Cibitung tersebut dan terdapat sekitar 120.000 karyawan yang berkerja disana sehingga kebutuhan akan sarana komersial sangat tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News