Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) terpantau meningkat dari periode Januari hingga September 2021. Pada semester pertama tahun ini, JPFA meraih pendapatan sebesar Rp 22,10 triliun atau naik 22,32% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Di saat yang sama, laba bersih JPFA melesat 894,45% yoy dari Rp 155,14 miliar menjadi Rp 1,54 triliun sepanjang enam bulan pertama 2021.
Erwin Djohan, Financial Controller Japfa Comfeed Indonesia mengatakan, JPFA mampu melewati tahun penuh tantangan dengan model bisnis dan strategi yang dibangun untuk menghadapi tantangan pandemi Covid-19.
Selama pandemi, ia bilang JAPFA tetap jadi pelaku industri yang dapat memasok makanan dan kebutuhan masyarakat banyak di tengah pandemi ini.
“Jadi karena sifat dari bisnisnya, juga peraturan dari pemerintah yang tetap membolehkan beroperasi, pabrik-pabrik kami masih tetap berjalan. Sehingga kami dapat berperan dalam menjaga pasokan,” ujarnya dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE), Kamis (14/10).
Baca Juga: Emiten poultry JPFA, MAIN, dan WMUU perkuat penjualan ke pasar ekspor
Meski demikian, naiknya harga bahan baku global dan logistik untuk pakan ternak menjadi tantangan untuk JPFA akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, permintaan juga terpengaruh akibat melemahnya ekonomi dan berkurangnya daya beli masyarakat.
Erwin berharap, dampak pandemi tidak berlangsung lama untuk JPFA sebagai emiten yang bisnis utamanya sebagai produsen daging ayam. Menurutnya, program insentif pajak pemerintah pada tahun 2020 dan semester pertama tahun 2021 juga membantu likuiditas untuk membiayai operasional perusahaan di masa pandemi.
Beberapa strategi yang dilakukan JPFA untuk bertahan di tengah gempuran pandemi salah satunya memperkuat operasional melalui jalur distribusi melalui gerai ritel, toko offline, maupun online.
“Kami bekerjasama dengan marketplace dan e-commerce agar produk kami tersedia untuk dibeli dan terus mempromosikan produk konsumen melalui media sosial,” terangnya.
Dari segi keuangan, JPFA juga memilih untuk menunda penggunaan belanja modal guna menjaga likuiditas. Selanjutnya, konsisten melakukan manajemen keuangan dan pengendalian kas yang hati-hati.
Pada tahun lalu JPFA hanya merealisasikan belanja modal sebesar Rp 1,65 triliun. Sementara pada tahun ini, perusahaan menyiapkan belanja modal Rp 1,9 triliun atau naik 15,15% dari realisasi tahun 2020.
Belanja modal tersebut masih jauh dari jumlah tahun sebelum pandemi yaitu tahun 2019 sebesar Rp 3,07 triliun.
Dalam catatan Kontan.co.id, pada tahun ini Japfa membidik pertumbuhan kinerja sebesar 10%-15% seiring dengan perbaikan ekonomi.
Selanjutnya: Japfa (JPFA) ekspor perdana produk perunggasan ke Papua Nugini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News