kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berniat akuisisi, Ristia Bintang akan rights issue


Kamis, 07 Desember 2017 / 15:19 WIB
Berniat akuisisi, Ristia Bintang akan rights issue


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk(RBMS) berencana meningkatkan penyertaan ekuitas pada anak usaha, PT Tiara Raya Bali International. Saat ini porsi kepemilikan perseroan di anak usaha itu sebesar 40%.

Untuk melancarkan akuisisi itu, RBMS akan melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue pada tahun depan.

Richard R. Wiriahardja, Direktur Utama Ristia Bintang Mahkotasejati menyebut, sebagian dana hasil penerbitan saham baru itu akan digunakan untuk menambah penyertaan ke PT Tiara Raya Bali International. Sisanya akan digunakan sebagai working capital.

Melalui hajatan rights issue, perusahaan berencana membidik dana segar senilai Rp 300 miliar.

Namun, Richard belum bisa membeberkan nomimal dana untuk penyertaan tersebut. "Masih dalam pembahasan. Ditunggu saja," ujar Richard dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (7/12).

Melalui penyertaan itu, nantinya persentase kepemilikan RBSM dalam Tiara Raya Bali International akan naik menjadi 99%.

Richard menjelaskan, PT Tiara Raya Bali International mengelola Hotel Le Meridien Bali Jimbaran. Mengutip laporan keuangan BRSM, PT Tiara Raya Bali International hingga kuartal III-2017 membukukan pendapatan senilai Rp 49,18 miliar.

"Kalau bisa meningkatkan penyertaan dari Tiara Raya Bali dengan pendapatan Rp 50 miliar per tahun, di luar perumahan, itu saja pendapatan sudah bisa mencapai Rp 120 miliar," imbuhnya.

Richard menargetkan pendapatan perusahaan sampai akhir tahun ini senilai Rp 70 miliar. Kemudian untuk tahun depan, jika rencana akuisisi tersebut sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun para pemegang saham, dia menargetkan pertumbuhan pendapatan double digit.

Richard menampik bahwa industri properti saat ini tengah lesu, khususnya di segmen menengah ke bawah. Menurutnya, permintaan properti untuk generasi millenials masih ada, hanya saja kesadaran dari generasi tersebut belum cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×