kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berniat akuisisi, ini rekomendasi 3 emiten tambang


Selasa, 21 November 2017 / 21:06 WIB
Berniat akuisisi, ini rekomendasi 3 emiten tambang


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten tambang terus berupaya memperbesar kapasitas produksi. Salah satu langkah yang ditempuh yakni melalui strategi akuisisi tambang milik perusahaan lain.

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menyatakan saat ini harga batubara cukup bagus di pasar. Terutama bila dibandingkan dengan harga paa tahun lalu. Dengan harga saat ini, perusahaan tambang diuntungkan.

"Kalau melihat view yang ada, kelihatannya batubara ini masih cenderung flat dan meningkat harganya. Sehingga kalau dilihat seperti itu, memang cukup bagus peluangnya untuk tambang. Jadi salah satu yang cukup prospektif untuk investasi," terang Hans kepada KONTAN, Selasa (21/11).

Dia mengamati, banyak perusahaan tambang sebelumnya wait and see, namun, kini mereka mulai berani mencari lahan-lahan baru. Termasuk diantaranya untuk akuisisi. Selama ini, perusahaan tambang tergantung dari harga komoditasnya. Jadi kalau ada kenaikan harga, mereka cenderung bisa beli lahan baru. Bahkan, melirik perusahaan tambang kecil yang sudah terlanjur tidak bisa melanjutkan operasional. "Kalau harga saat ini bagus, mereka mulai akusisi perusahaan kecil itu," imbuhnya.

Pada 2015, beberapa emiten pertambangan cenderung melakukan efisiensi. Selain itu, beberapa perusahaan mulai melakukan diversifikasi bisnis ke listrik. Pasalnya, bisnis ini bisa membuat produksi batubara memiliki nilai lebih dan efisien. "Aktivitas ini cukup menguntungkan. Sehingga diversifikasi bisnis ke energi adalah suatu proses yang bagus," imbuhnya.

Sebelumnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) banyak mengerem usaha. Sehingga saat ini, perusahaan memiliki kas yang cukup besar. Ketika harga batubara naik, tak heran ITMG berencana mengakusisi perusahaan lain.

Selain harga batubara, Hans menilai, ekonomi Amerika Serikat cenderung baik, sehingga mengerek harga batubara. Dia memprediksi harga batubara bisa bertahan di US$ 90 per ton dalam 2-3 tahun ke depan. "Dengan harga ini mereka bisa untung, karena proses produksi berkisar US$ 33 per ton sampai US$ 35 per ton," paparnya.

Dari beberapa emiten tambang, Hans cenderung merekomendasikan ITMG, PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

Dia menilai, ITMG memiliki manajemen yang bagus dan berkualitas, sementara ADRO memiliki upaya efisiensi yang baik. Adapun, PTBA karena milik pemerintah sehingga cukup terjamin permintaannya. "Kami pikir layak dikoleksi," kata Hans.

Hans merekomendasikan buy saham ADRO dengan target harga Rp 2.165, buy saham PTBA dengan target Rp 14.400 dan buy saham ITMG dengan target Rp 22.250.

Pada perdagangan Selasa (21/11), saham ADRO ditutup pada level Rp 1.715, PTBA pada Rp 10.775, dan ITMG pada level Rp 19.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×