Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bisa sedikit lega. Tanggung jawab soal utangnya bisa sedikit berkurang setelah rencana penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (2/6).
Secara teknis, BNBR bakal menerbitkan OWK sebesar Rp 990,6 miliar. OWK akan dikonversi melalui mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) sebanyak 19,8 miliar saham biasa seri D. Jumlah itu setara dengan 17,45% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan OWK adalah Rp 50 per saham. Jangka waktu konversi ini lima tahun sejak tanggal penerbitan OWK. Periode pelaksanaan konversi direncanakan dimulai pada 15 Desember 2016 .
BNBR akan membayar utang kepada lima kreditur dengan penerbitan OWK ini. Utang yang akan direstrukturisasi adalah utang dari Daley Capital Limited, Inventures Capital Pte Ltd, Smart Treasure Limited, Harus Capital Limited, dan Maybank Kim Eng Securities.
Nilai utang paling besar adalah dari Daley Capital dan Interventures capital masing-masing sebesar Rp 430,3 miliar dan Rp 373,7 miliar.
Sebenarnya, dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah maksimal saham baru yang diterbitkan dalam non-HMETD adalah 10%. Namun, BNBR kemungkinan bisa mendapat pengecualian karena memiliki modal kerja bersih negatif dan melakukan penerbitan saham baru untuk memperbaiki keuangannya.
"Nanti, modal kerja negatif ini juga akan langsung berkurang senilai Rp 990 miliar itu," ujar Investor Relation BNBR Indra Ginting seusai kegiatan RUPS perseroan.
Namun, restrukturisasi utang ini hanya sebagian kecil persoalan yang dihadapi BNBR. Sebab, BNBR masih memiliki tanggungan utang dari sejumlah kreditur lainnya dengan nilai tak kalah besar.
Misal, utang terhadap Mitsubishi Corporation yang totalnya mencapai Rp 2 triliun. Lalu ada juga utang terhadap Glencore International AG. Per Maret lalu, tagihan utangnya mencapai Rp 4,2 triliun.
Untuk dua kreditur ini dan kreditur lainnya yang diluar agenda penerbitan OWK, Irwan bilang masih terus berupaya bernegosiasi skema pelunasan utangnya nanti seperti apa.
Bisa saja skema OWK kembali dilakukan, atau ada skema lain yang sekiranya membuat kreditur nyaman. "Kami terus berbicara dengan para kreditur," tambah Investor Relation Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News