Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berhasil membukukan perolehan kinerja yang ciamik. Pada kuartal ketiga 2021, SIDO memperoleh pendapatan Rp 1,1 triliun sehingga secara kumulatif pendapatan SIDO periode Januari-September 2021 mencapai Rp 2,78 triliun.
Pendapatan Sido Muncul tumbuh 23% dibandingkan penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,26 triliun. Dari sisi bottom line, Sido Muncul mampu mencetak pertumbuhan laba hingga 35% dari sebelumnya Rp 640,81 miliar menjadi Rp 865,50 miliar per akhir September 2021.
Analis CGS CIMB Sekuritas Patricia Gabriella dalam riset pada 18 Oktober menuliskan, kinerja tersebut berada di atas ekspektasi CGS CIMB Sekuritas maupun konsensus. Dia menjelaskan, apiknya penjualan SIDO tidak terlepas dari lebih tingginya permintaan di seluruh segmen bisnis SIDO. Di satu sisi, gelombang kedua Covid-19 pada periode Juli–Agustus juga memberikan berkah tersendiri bagi penjualan SIDO.
“Pada periode tersebut, permintaan untuk produk yang berkaitan dengan kesehatan, dalam hal ini Tolak Angin dan minuman kesehatan sangatlah tinggi. Tercatat, penjualan Tolak Angin pada kuartal ketiga 2021 naik hingga lebih dari 40% secara yoy,” kata Patricia dalam risetnya.
Baca Juga: Buy saham SIDO, berikut ulasannya dari analis NH Korindo Sekuritas
Selain sumbangsih dari Tolak Angin, Patricia juga menyoroti inovasi produk yang dilakukan SIDO berbuah manis. Dia mencontohkan produk suplemen dan vitamin C yang secara penjualan naik 140% secara kuartalan. Hal ini membuat kontribusi dari segmen tersebut terhadap total pendapatan naik dari 3% pada kuartal kedua 2021 menjadi 4% pada kuartal ketiga 2021.
Menurut dia, produk-produk baru ini juga tidak menyisihkan produk SIDO yang sudah ada. Oleh karena itu, diekspektasikan kontribusi dari segmen ini akan meningkat jadi 5%. Penjualan produk tersebut juga diharapkan bisa mendukung penjualan produk flagship milik SIDO.
Sementara analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika melihat capaian positif kinerja SIDO tersebut akan kembali berlanjut pada sisa tahun ini. Secara historis, SIDO memang mencatatkan penjualan yang lebih tinggi di kuartal keempat karena permintaan herbal naik seiring datangnya musim hujan.
Putu juga meyakini SIDO masih memiliki potensi pertumbuhan pendapatan mengingat lini produk baru diterima dengan baik tanpa mengorbankan produk yang ada di pasar. Apalagi, SIDO juga berupaya meningkatkan kesadaran merek dan produk baru dengan bekerja sama dengan lebih dari 20 marketplace di Indonesia.
Baca Juga: Menilik prospek bisnis Sido Muncul (SIDO) di sisa tahun ini
Menurut Putu, SIDO masih akan membukukan peningkatan margin dan pertumbuhan pendapatan yang solid. Dia meyakini, produk baru milik SIDO akan menjadi katalis positif karena posisinya yang baik dan memungkinkan untuk memasuki berbagai segmentasi pasar.
“Kami juga memperkirakan pangsa pasar akan tetap tinggi meskipun perusahaan berencana untuk menerapkan sedikit peningkatan average selling price (ASP) untuk produk-produk terpilih pada awal tahun depan,” imbuh Putu.
Putu juga mencatat, di tengah masa yang penuh tantangan, ekspansi SIDO masih sesuai dengan rencana. Di mana hingga sembilan bulan pertama di tahun ini, cakupan outlet telah mencapai sekitar 131.000 toko grosir, naik dari hanya 113.000 pada akhir 2020.
Pada tahun ini, Putu memproyeksikan SIDO bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16,5% menjadi Rp 3,89 triliun. Sementara untuk laba bisa tumbuh 30,1% menjadi Rp 1,22 triliun.
Dengan potensi tersebut, Putu merekomendasikan untuk beli saham SIDO dengan target harga Rp 1.030 per saham. Sementara Patricia juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 900 per saham. Kamis (28/10), harga saham SIDO turun 3,53% ke Rp 820 per saham.
Baca Juga: Bidik pertumbuhan positif, begini prospek bisnis Sido Muncul (SIDO) di sisa tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News