Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat di akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada awal pekan ini. IHSG kini berada di posisi 6.740,21 setelah naik 1,32% pada Jumat (8/7).
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memandang IHSG masih menunjukkan daya tarik bagi investor. Hal ini tercermin dari data capital inflow secara year to date, dan terjaganya kondisi perekonomian yang menjadi salah satu faktor pendongkrak pergerakan IHSG.
"Peluang tekanan masih dapat terus dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang," kata William dalam analisa yang disiarkan Minggu (10/7).
IHSG berpotensi menguat dengan rentang 6.664 - 6.888 pad ahari ini (11/7). Saham-saham yang menarik dilirik adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Kemudian saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (11/7), IHSG Berpotensi Naik
Berdasarkan analisa teknikal, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat saat ini IHSG berpotensi menguat terbatas pada rentang 6.619 - 6.896. Saham TBIG bisa dilirik dengan memperhatikan support Rp 2.900 dan resistance di Rp 3.070.
Selanjutnya, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) bisa dicermati pada level support Rp 875 dan resistance pada Rp 970. Lalu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan mencermati area support di Rp 3.850 dan resistance di Rp 4.030.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, dari sentimen eksternal, rilis data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu memberikan optimisme bahwa data ketenagakerjaan tetap kuat di tengah berbagai tantangan ekonomi yang ada.
"Sehingga perekonomian bisa soft landing meskipun The Fed mengambil langkah agresif dalam mengatasi inflasi yang tinggi," kata Cheryl kepada Kontan.co.id, Senin (11/7).