Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk membukukan rugi bersih US$ 2,4 juta di kuartal pertama 2020. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, emiten dengan kode saham MYOH ini masih membukukan laba bersih senilai US$ 8,38 juta.
Pendapatan emiten kontraktor tambang batubara ini juga turun. Tercatat, per kuartal I-2020 MYOH membukukan pendapatan US$ 49,41 juta, turun 18,53% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 60,65 juta.
Kepala Hubungan Investor Samindo Resources, Ahmad Zaki Natsir mengatakan, kinerja MYOH diperberat oleh adanya kerugian atas selisih kurs senilai US$ 6,45 juta. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya MYOH masih mendapat keuntungan dari selisih kurs senilai US$ 554.171.
Meski demikian, menurut Zaki penyebab dominan turunnya kinerja MYOH sepanjang tiga bulan pertama 2020 adalah terkontraksinya volume produksi.
Baca Juga: Kontrak dengan Kideco akan habis pada 2023, ini yang akan dilakukan Samindo (MYOH)
Data yang diterima Kontan.co.id, volume batubara MYOH sepanjang kuartal I-2020 sebanyak 2,7 juta ton, turun 14,5% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, jumlah realisasi volume pengupasan tanah aatau overburden (OB) removal MYOH pada kuartal I-2020 sebesar 10,1 juta bank cubic meter (bcm). Realisasi ini turun 21% dari pencapaian volume pengupasan OB pada kuartal I-2019.
Zaki mengatakan, turunnya realisasi produksi batubara dan overburden removal disebabkan oleh kondisi curah hujan yang cukup tinggi. Turunnya realisasi produksi inilah yang akhirnya berimbas pada menurunnya pendapatan. “Realisasi volume di kuartal pertama mengalami kontraksi. Itu yang dominan,” terang Zaki.
Baca Juga: Selisih kurs bengkak, Samindo Resources (MYOH) rugi US$ 2,40 juta di kuartal I-2020
Ke depan, Zaki mengatakan MYOH akan memperkuat daya saing dalam hal kemandirian. Strategi ini bertumpu pada tiga poin utama. Pertama adalah upaya untuk meningkatkan daya saing dalam hal biaya. Kunci utama dalam memenangkan persaingan di industri jasa adalah dengan memberikan layanan yang terbaik.
Kedua adalah optimalisasi pemeliharaan internal. Biaya pemeliharaan alat-alat berat adalah salah satu komponen yang cukup signifikan. Melalui pengelolaan mandiri diharapkan komponen biaya pemeliharaan alat-alat berat dapat ditekan.
Strategi ini diambil dengan melakukan sistem pemeliharaan yang terintegrasi. “MYOH memiliki empat anak usaha yang masing-masing memiliki departemen pemeliharaan. Diharapkan seluruh departemen pemeliharaan pada anak usaha dapat bersinergi sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan melalui pihak eksternal,” sambung dia.
Baca Juga: Ini penyebab produksi batubara Samindo Resources (MYOH) turun di kuartal I 2020
Poin terakhir adalah sistem pembelian yang terintegrasi. Komponen biaya lainnya yang juga cukup signifikan adalah biaya suku cadang. Manajemen dan Direksi MYOH telah melakukan analisis atas suku cadang yang secara bersamaan digunakan pada seluruh anak usaha. Tujuannya adalah agar pembelian suku cadang dilakukan melalui satu pintu, sehingga dapat menekan harga suku cadang dan biaya pengiriman.
Saat ini pekerjaan MYOH masih bertumpu pada kontrak dari PT Kideco Jaya Agung, entitas usaha PT Indika Energy Tbk (INDY). Namun, saat ini MYOH juga sedang gencar mencari kontrak baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News