kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontrak dengan Kideco akan habis pada 2023, ini yang akan dilakukan Samindo (MYOH)


Rabu, 13 Mei 2020 / 16:56 WIB
Kontrak dengan Kideco akan habis pada 2023, ini yang akan dilakukan Samindo (MYOH)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kideco Jaya Agung menjadi salah satu dari tujuh tambang generasi pertama yang menanti kepastian perpanjangan Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan perubahan status menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK-OP).

Izin operasional Entitas usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) tersebut bakal habis pada 13 Maret 2023 mendatang. Salah satu emiten kontraktor yang memiliki kontrak dengan Kideco adalah PT Samindo Resources Tbk (MYOH).

Kepala Hubungan Investor Samindo Resources Ahmad Zaki Natsir mengatakan, kontrak MYOH dengan Kideco juga akan habis pada 2023. Zaki mengatakan, begitu Kideco mendapatkan izin perpanjangan operasional, MYOH juga akan melakukan negosiasi untuk perpanjangan kontrak.

“Setelah klien dapat perpanjangan, kami pasti langsung negosiasi kontrak,” ujar Zaki saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Baca Juga: Selisih kurs bengkak, Samindo Resources (MYOH) rugi US$ 2,40 juta di kuartal I-2020

Melansir laporan keuangan MYOH, per kuartal I-2020 emiten kontraktor tambang batubara tersebut membukukan pendapatan US$ 49,41 juta, turun 18,53% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 60,65 juta. Pendapatan ini berasal dari PT Kideco Jaya Agung.

Volume produksi batubara MYOH juga mengalami penurunan sepanjang tiga bulan pertama 2020. Zaki mengatakan, volume batubara MYOH di kuartal I-2020 sebanyak 2,7 juta ton, turun 14,5% dari periode sama tahun lalu.

Sementara itu, jumlah realisasi volume pengupasan overburden (OB) removal MYOH pada kuartal I-2020 sebesar 10,1 juta bank cubic meter (bcm). Realisasi ini turun 21% dari pencapaian volume pengupasan OB pada kuartal I-2019.

Turunnya realisasi produksi batubara dan lapisan OB disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung. “Curah hujan di awal tahun selalu tinggi. Jadi, seringkali operasi terhenti,” terang Zaki.

Zaki mengatakan, saat ini MYOH juga sedang dalam masa pencarian kontrak baru. “Sampai saat ini masih belum ada kontrak baru,” kata dia.

Di sisi lain, MYOH juga akan berfokus pada independent power producer (IPP) berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Kepada Kontan.co.id, Zaki bilang, tahun ini pun MYOH kembali mengincar kontrak di bisnis kelistrikan dan tengah menunggu pembukaan tender dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Baca Juga: Ini penyebab produksi batubara Samindo Resources (MYOH) turun di kuartal I 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×