Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARta. Sejumlah reksadana campuran menorehkan kinerja tahunan yang ciamik. Performa produk-produk tersebut mengungguli imbal hasil (return) rata-rata produk reksadana saham. Strategi portofolio yang tepat mampu memaksimalkan kinerja gabungan aset dasar produk berupa saham dan obligasi.
Data Infovesta Utama mencatat, per 19 Januari 2015, terdapat 11 reksadana campuran yang mencatat pertumbuhan return tahunan (year on year) lebih tinggi dibanding indeks return reksadana saham Infovesta (IRDSH). Sebagai gambaran, pada periode yang sama, IRDSH sebesar 20,6%.
Posisi teratas ditempati Pratama Berimbang. Produk racikan PT Pratama Capital Assets Management itu meraih return 37,71%. Sementara di posisi ke-11 terdapat SAM Syariah Berimbang. Reksadana kelolaan PT Samuel Aset Manajemen dengan imbal hasil 21,63%. Bahkan, tercatat kinerja 26 reksadana campuran melebihi performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya naik 16,77% pada periode tersebut.
Direktur Utama Samuel Aset Manajemen Agus Yanuar menjelaskan, strategi rotasi sektor dan aset dasar menjadi kunci utama kinerja produknya bisa mengalahkan IRDSH. "Produk ini selalu ada rotasi sektor. Paling tidak rebalancing setiap satu kuartal," katanya, Selasa (20/1).
Pertimbangan rotasi sektor selalu mengacu pada kondisi makro ekonomi domestik. Sektor-sektor pilihan itulah yang menjadi patokan memilih aset dasar, baik saham maupun obligasi.
SAM Syariah Berimbang kini mengincar potensi pertumbuhan sektor infrastruktur dan properti. Jadi, mayoritas saham dan surat utang dari emiten-emiten sektor itu. "Perlu diingat, ini produk reksadana syariah, sehingga hanya bisa masuk saham yang masuk dalam daftar efek syariah, sukuk negara dan korporasi," ujar Agus.
Adapun, untuk rotasi aset dasar, yakni apabila pasar saham sedang terkoreksi, dana kelolaan dari saham akan dipindahkan ke pasar uang. Ini untuk menekan risiko pada efek saham.
Dominasi di saham
Saat ini, porsi efek saham mendominasi dana kelolaan SAM Syariah Berimbang,, yaitu mencapai 74,63%. Menurut Agus, potensi capital gain terbesar memang masih dari efek saham.
Tak berbeda dengan SAM, produk Pratama Berimbang juga didominasi efek saham. Presiden Direktur Pratama Capital Assets Management, Iwan Margana mengatakan, porsi efek saham pada produk itu sekitar 70%. "Kami menerapkan strategi bottom up, sehingga saham yang dipilih punya potensi naik tinggi berdasarkan riset," jelasnya.
Sementara, porsi aset dasar pada produk Pratama Berimbang sebesar 20%. Aset ini didominasi surat utang negara (SUN), dengan pertimbangan likuiditas yang tinggi. Namun, ia mengaku, aset dasar ini tidak banyak memberi kontribusi return, melainkan hanya diversifikasi aset dasar reksadana campuran.
Iwan optimistis, tahun ini, Pratama Berimbang bisa menorehkan return tahunan sekitar 25%. "Ini target realistis melihat kondisi pasar modal saat ini," ungkapnya.
Strategi agresif di saham juga diterapkan CIMB Asset Management pada produk CIMB-Principal Balanced Strategic Plus. Tak heran, retun tahunan produk ini juga melampaui IRDSH, yaitu sebesar 22,31%.
Menurut Fund Manager CIMB AM, Richardo Putra Waluyo, produk ini mengoleksi mayoritas efek saham yakni hingga 74,3%. Mayoritas portofolio ditempatkan di sektor infrastruktur. "Patokan investasi produk ini adalah mengoleksi efek milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Grup Astra," ungkapnya.
Pertimbangan Richardo, semangat pemerintah menggenjot infrastruktur tentu akan melibatkan kinerja BUMN. Sementara, Grup Astra dipandang sebagai grup yang memiliki diversifikasi usaha paling banyak. "Gabungan dua entitas itu memacu kinerja CIMB-Principal Balanced Strategic Plus melebihi IRDSH," klainya.
Selain saham, Richardo bilang, kinerja produk ini juga disokong pertumbuhan harga Surat Utang Negara (SUN) yang porsinya sekitar 19% dari dana kelolaan.
Campuran Pemberi Return Teringgi | |
(19 Januari 2014-19 Januari 2015) | |
Produk | Return |
Pratama Berimbang | 37,71% |
Kresna Flexima | 32,96% |
Kiwoom Indonesia Optimum Fund | 32,08% |
Pacific Balance Syariah | 27,31% |
Nikko BUMN Plus | 24,93% |
Tram Alpha | 24,54% |
Sucorinvest Flexi Fund | 24,37% |
Trim Kombinasi 2 | 24,23% |
Prospera Balance | 24,03% |
CIMB-Principal Balanced Strategic Plus | 22,31% |
SAM Syariah Berimbang | 21,63% |
Sumber: Infovesta Utama |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News