Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), emiten semen dengan merek dagang Tiga Roda, menunjukkan ketahanan pasar di tengah tekanan ekonomi yang berlanjut.
Analis Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi menuturkan bahwa meski penjualan semen secara nasional stagnan, INTP berhasil mempertahankan pangsa pasar dan bersiap menjaga kinerjanya melalui langkah strategis, termasuk perpanjangan sewa pabrik dan program buyback saham.
Ia memaparkan, volume penjualan semen INTP pada periode Januari–April 2025 mencapai 5,1 juta ton, turun tipis 1,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Simak 6 Rekomendasi Saham Hari Ini (5/6) dari BNI Sekuritas
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kontraksi penjualan di Pulau Jawa sebesar 3,5% yoy, yang menyumbang 64% dari total volume.
"Namun, penurunan ini sejalan dengan tren industri, sehingga pangsa pasar nasional INTP tetap stabil di angka 29,7%," tulisnya dalam riset Jumat (23/5).
Menariknya, meski melemah di Jawa, INTP justru mencatat kenaikan pangsa pasar di luar Jawa seperti Kalimantan menjadi 23,6% dari 21,3%, Sumatra 15,4% dari 13,7%, dan Sulawesi 18,6% dari 18,1%.
Salah satu langkah strategis yang dinilai penting oleh manajemen adalah potensi perpanjangan sewa pabrik Bosowa Maros di Sulawesi yang akan berakhir September 2025.
Fasilitas berkapasitas 3,5 juta ton per tahun ini berperan besar dalam menopang distribusi semen ke wilayah Indonesia Timur dan ekspor, serta memperkuat dominasi INTP di pasar luar Jawa.
Sinarmas Sekuritas memperkirakan permintaan semen nasional pada 2025 akan cenderung datar akibat lemahnya daya beli masyarakat dan ketidakpastian global yang mendorong volatilitas nilai tukar serta tingginya harga energi.
Baca Juga: Indofood CBP Sukses Makmur Garap Potensi Pasar Global, Cek Rekomendasi Saham ICBP
Meski demikian, sektor ini bisa mendapat angin segar dari program pemerintah seperti pembangunan 3 juta rumah dan kebijakan fiskal untuk mendorong konsumsi.
INTP sendiri diproyeksikan mencatat penurunan tipis volume penjualan atau 0,5% yoy dengan pendapatan sebesar Rp 18,45 triliun, turun 0,5% yoy. EBITDA diperkirakan turun 4,2% menjadi Rp 3,71 triliun, dan laba bersih diproyeksikan melemah 5,9% menjadi Rp 1,89 triliun.
Meskipun demikian, INTP tetap menunjukkan komitmen terhadap pemegang saham. Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perusahaan memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 259 per saham atau Rp 867,6 miliar, setara 43,2% dari laba bersih 2024.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Konsumer di Tengah Momentum Idul Adha
Selain itu, manajemen berencana melakukan pembelian kembali saham untuk menjaga persepsi pasar terhadap valuasi perusahaan.
Dengan mempertimbangkan tekanan margin, stagnasi permintaan, dan kondisi oversupply di industri, Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi netral untuk saham INTP dengan target harga di Rp 5.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News