kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Bentoel raih pinjaman Rp 6,7 triliun


Selasa, 20 Januari 2015 / 19:13 WIB
Bentoel raih pinjaman Rp 6,7 triliun
ILUSTRASI.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) sepertinya akan ekspansi besar-besaran. Lihat saja, produsen rokok ini mendapatkan pinjaman subordinasi jangka panjang sebesar Rp 6,7 triliun.

Utang tersebut memiliki bunga 6 bulan JIBOR +3,75%. Tingkat bunga itu sudah termasuk kewajiban pajak yang menjadi tanggung jawab kreditur. RMBA akan melakukan pembayaran bunga setiap tanggal 29 Agustus dan 28 Februari.

RMBA meraih pinjaman itu dari perusahaan terafiliasi yang berbadan hukum di Belanda yakni Rothmans Far East BV. Perusahaan ini dimiliki oleh Rothmans International Holdings II BV di mana pengendali teratasnya adalah British American Tobacco Plc. Nah, British American Tobacco Plc memiliki anak British American Tobacco (2009 PCA) yang menguasai 85,55% saham RMBA.

"Rencana transaksi selambat-lambatnya akhir Maret 2015," sebut Mercy Francisca Hutahaean, Sekretaris Perusahaan RMBA, dalam keterbukaan informasi yang dirilis perseroan.

Rencananya, RMBA akan menggunakan pinjaman itu untuk pelunasan pinjaman bank. Pada kuartal ketiga 2014, RMBA tercatat memiliki utang jangka pendek Rp 2,45 triliun. Sedangkan kas dan setara kasnya cuma Rp 32,07 miliar.

Kemudian, pinjaman tersebut juga akan RMBA pakai untuk menunjang kebutuhan ekspansi dan pendanaan operasional perseroan. Mercy menyebut, ini adalah pengembangan bisnis dan infrastruktur yang pada akhirnya menentukan penambahan modal kerja.

Dengan adanya aksi ini, liabilitas jangka panjang RMBA akan membengkak jadi Rp 12 triliun. Pada kuartal ketiga 2014, liabilitas jangka panjangnya yakni Rp 5,66 triliun.

Selain itu, likuiditas perseroan pun akan seret dari 2015 sampai 2019. Ini karena para periode tersebut, RMBA berencana meningkatkan modal kerja, memperkuat jaringan distribusi, dan membeli beberapa mesin guna mendukung pencapaian target pertumbuhannya. Adapun dengan itu, CAGR volume produksi diperkirakan menjadi 6,45%.

Untuk aksi ini, RMBA akan meminta restu pemegang saham. Selasa, 24 Februari, RMBA akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Pemegang saham yang berhak hadir adalah yang terdaftar di Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 30 Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×