Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tahun politik bukan berarti ekspansi menjadi terhenti. Jika tahun lalu anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sebesar Rp 700 miliar, maka anggaran capex tahun ini jauh lebih besar.
"Capex kami tahun ini Rp 980 miliar," kata Natal Argawan, Sekertaris Perusahaan WIKA kepada KONTAN, (3/1). Artinya, anggaran capex itu naik 40% jika dibandingkan dengan capex tahun lalu.
Natal bilang, capex itu bakal dialokasikan untuk kelanjutan proyek yang tengah dikerjakan WIKA seperti kerjasama pembangunan peti kemas dengan Pelindo I dan sejumlah proyek jalan seperti jalan layang Pasupati Bandung, dan jalan layang Cikubang Tol Cipularang dengan pilar tertinggi di Indonesia.
Selain itu, anggaran capex tersebut juga dialokasikan untuk akuisisi perusahaan pelat merah pengolahan aspal, PT Sarana Karya (SAKA). Nilai investasi atas akuisisi tersebut sebesar Rp 50 miliar.
Sebagai kelanjutan dari akuisisi SAKA, WIKA juga segera membangun pabrik ekstraksi aspal di Lawele, Pulau Buton. Nilai investasi pembangunan pabrik tersebut sekitar Rp 200 miliar yang juga diambil dari anggaran capex WIKA periode 2014.
"Seperti biasa, sumber pendanaan capex kami 30% dari kas internal, 70% dari pinjaman bank," pungkas Natal.
Informasi saja, porsi kas internal sebesar 30% itu setara dengan Rp 294 miliar. Artinya, WIKA memiliki kemampuan untuk menutup besaran porsi capex itu mengingat hingga kuartal III 2013 emiten pelat merah ini memiliki kas dan setara kas senilai Rp 885,52 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News