Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki rencana untuk menyeragamkan metode penghitungan indeks. Saat ini, metode yang dimiliki ada dua yakni full market capitalization weighted average dan capped adjusted free float market capitalization weighted average.
Dalam rencananya, metode penghitungan indeks akan disamakan menggunakan metode capped adjusted free float market capitalization weighted average. Ini berlaku baik untuk indeks konstituen maupun indeks sektoral.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi menjelaskan ada empat hal yang melatarbelakangi penerapan hal tersebut karena beberapa hal. Pertama, memberikan gambaran pasar yang sesungguhnya karena investor atau manajer investasi memperoleh nilai rill saham karena mengecualikan nilai saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali/strategis.
Kedua, dari sisi manajer investasi akan meningkatkan efisiensi portofolio dengan berkurangnya bobot saham-saham dengan free float rendah. Ketiga, mendorong perusahaan tercatat saham untuk menambah porsi saham free float. "Ini telah menjadi common practices penghitungan indeks oleh index providers dan bursa-bursa di dunia," kata Hasan kepada kontan.co.id, Rabu (21/4).
Baca Juga: Ini saham-saham yang akan mengisi indeks IDX-MES BUMN 17
Hasan juga menyakini penerapan free float mendorong manajer investasi untuk menggunakan indeks sebagai produk, sebagai underlying seperti ETF atau reksadana. Menurutnya, dengan semakin banyak produk ini tentunya investasi, baik institusi maupun individu mempunyai banyak pilihan dalam berinvestasi.
Dia mengakui perubahan indeks ini akan berpotensi mengurangi bobot. "Jika investor atau manajer investasi melakukan investasi berdasarkan indeks yang ada di BEI dan kebetulan berubah bobotnya, tentu investor perlu melakukan penyesuaian bobot untuk beberapa saham yang menjadi konstituen indeks tersebut," ujarnya.
Namun, dari sisi harga saham Hasan bilang tidak akan memberikan dampak yang signifikan. Sebabnya, BEI akan menerapkan penyeragaman ini secara bertahap. Dengan begitu, paparan terhadap pasar dan harga saham tidak akan signifikan.
Baca Juga: IHSG diproyeksi melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (23/4)
Optimisme tersebut berangkat dari penerapan pernah diterapkan pada awal tahun 2019 saat mengubah metode penghitungan indeks LQ45 dan IDX30 dari full market cap menjadi free float market cap.
"Pada saat itu respons market sangat bagus dan tidak ada perubahan harga yang signifikan terhadap saham-saham yang jadi konstituen indeks. Padahal dua indeks tersebut adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai underlying asset produk ETF dan Reksadana," imbuhnya.
Untuk penerapannya, BEI akan mengumumkan jadwal detil penerapan untuk masing-masing indeks termasuk besaran capping yang digunakan paling lama awal bulan Mei 2021. Ini karena periode review masing-masing indeks berbeda-beda, sehingga waktu penerapan untuk masing-masing indeks juga akan berbeda. "Namun, kami berencana untuk dapat dilakukan secara bertahap mulai bulan Juni atau Juli tahun 2021 ini," tutupnya.
Baca Juga: BEI berencana seragamkan metode penghitungan indeks dengan free float
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News