kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BEI: Ada 17 perusahaan siap IPO semester I


Kamis, 16 Maret 2017 / 21:34 WIB
BEI: Ada 17 perusahaan siap IPO semester I


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia mencatat ada beberapa perusahaan yang akan menawarkan saham perdananya tahun ini. Berdasarkan rencana, perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor. Di antaranya seperti energi, properti, retail, dan beberapa lainnya.

Samsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan beberapa perusahaan akan melakukan penawaran saham kepada publik (initial public offering/IPO). Sebagian perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan terbuka.

"Kalau mereka pakai buku Desember, harusnya yang 17 perusahaan ini, semester 1 sudah bisa terbit," ujar Samsul di Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/3).

Hanya saja, tidak semua perusahaan menggunakan buku catatan keuangan yang sama. Oleh karena itu, proses penawaran akan beragam. "Kalau yang IPO hari ini (PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk), pakai September. Besok ada yang pakai September juga," katanya.

Samsul menyatakan, dari total 17 perusahaan yang ingin terdaftar semester ini, 14 di antaranya sudah siap dan telah memasukkan berkas. "Kurang tambahan 3 lagi, belum masukin. Tapi sudah 95%," katanya.

BEI menargetkan tahun ini, bisa mendaftarkan 35 perusahaan baru yang bisa listing. Sementara, target semester 1 akan mendaftarkan 17 perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin menawarkan saham, mereka harus mendaftarkan terlebih dahulu ke BEI.

Kemudian, dokumen tersebut akan diproses oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Prosesnya di sini dulu, baru OJK," tambahnya.

Selain itu, BEI juga akan melakukan tindakan tegas terhadap emiten yang bermasalah. Sanksi dapat diberikan berupa keputusan delisting kepada emiten yang tidak punya niatan baik untuk memperbaiki diri.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyatakan ada emiten yang menunjukkan sikap tidak baik. Namun demikian, BEI akan tetap memberikan kesempatan kepada emiten tersebut untuk berbenah diri. "Maksimum ada dua (emiten), kalau mereka gak punya niat baik," ujar Tito.

Tito mengatakan, emiten yang termasuk dalam daftar delisting apabila mempunyai masalah finansial berupa utang, tapi dari perusahaan tersebut tidak ada niat untuk memperbaiki diri. "Sebenarnya kami bisa bantu mereka, gimana pun caranya. Misalnya, kenalkan dengan emiten lain, dan lain-lain," tambah Tito.

Proses melakukan delisting pun beragam. Di antaranya ketika perusahaan tersebut melakukan suatu kesalahan. Selain itu, perusahaan yang tidak melakukan public expose dan tidak memberikan laporan keuangan selama dua tahun juga terancam delisting. "Bisa juga disetujui oleh stakeholder-nya. dan itu gak gampang, butuh setahun-dua tahun," ungkapnya.

Tito mengatakan, beberapa emiten yang berkinerja kurang baik juga ada pula yang berbenah diri. Di antaranya ada yang dengan mencari partner, melaporkan bahwa perusahaan tidak memiliki uang, namun ada iktikad untuk berbenah kemudian mereka berdiskusi dengan BEI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×