Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) optimistis dapat meraih pertumbuhan bisnis di sepanjang tahun ini. Perseroan menargetkan untuk dapat meraup kontrak baru sebesar Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun selama tahun 2023.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu PPRE membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 5,2 triliun. Perolehan kontrak tahun 2022 didominasi oleh dua lini bisnis utama, yakni civil work 41% dan jasa pertambangan 55%.
"Sisanya 4% dari lini bisnis pendukung lainnya," ungkap Direktur Keuangan, Manrisk dan Legal PT PP Presisi Arif Iswahyudi, ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (23/2) lalu.
Arif menyatakan bahwa pihaknya yakin dapat merealisasikan target-target yang telah ditetapkan tahun ini. Optimisme tersebut didorong oleh beberapa faktor utama, di antaranya pemulihan ekonomi Indonesia, berlanjutnya pembangunan proyek-proyek strategis nasional, serta peningkatan nilai lebih bagi Indonesia melalui hilirisasi tambang mineral.
Menurutnya, setiap faktor pendukung di atas memberikan peluang bagi PPRE yang merupakan perusahaan jasa konstruksi berbasis alat berat dengan kepemilikan lebih dari 3.077 unit dari berbagai merek ternama.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Gelar RUPSLB, Berikut Hasilnya
Selain itu, kinerja PPRE tahun ini juga didukung oleh portofolio yang telah dimiliki Perseroan dalam mengerjakan proyek-proyek strategis nasional, pengelolaan alat berat yang dimiliki, serta sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya.
"Kami focusing pada sektor bisnis utama kami pada jasa pertambangan dan sipil
Dengan menyasar kontrak-0kontrak baru yang telah kami dapatkan secara berkesinambungan pada proyek jasa pertambangan, IKN dan juga proyek strategis lainnya," sebut Arif.
Dengan sejumlah target dan strategi yang dijalankan, pihaknya mengincar angka pendapatan sebesar Rp 5 triliun-Rp 5,7 triliun selama tahun 2023. Dengan demikian, PPRE diharapkan dapat meraup laba bersih berkisar Rp 200 miliar-Rp 223 miliar sampai tutup tahun nanti.
PPRE belum merilis secara resmi laporan keuangan tahun buku 2022. Namun, per kuartal III tahun lalu, pendapatan perseroan terpantau tumbuh 40,1% yoy menjadi Rp 2,6 triliun. Di mana, pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan PPRE hanya mencapai Rp 1,8 triliun.
Peningkatan tersebut, mayoritas berasal dari proyek-proyek infrastruktur maupun jasa pertambangan, masing-masing sebesar 63,5% dan 27,3%. Sedangkan untuk lini bisnis supporting yaitu pada structure work, production plant dan rental equipment total kontribusi pendapatan sebesar 9,2%.
Dari sisi bottom line, PPRE tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 144,5 miliar, atau tumbuh 34,5% dibandingkan laba bersih pada kuartal III-2021 yang senilai Rp 107,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News