Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) akan melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue dengan nilai jumbo, yakni Rp 6,56 triliun. Aksi tersebut akan digelar pada bulan Agustus ini.
Pergerakan saham PANI pun langsung melompat 19,71% dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan Selasa (2/8), PANI ditutup menguat 9,86%. Sedangkan kemarin (3/8) saham PANI masih melanjutkan kenaikan 9,85% ke harga Rp 12.550.
Jika dihitung sejak awal tahun ini, harga saham PANI sudah meroket 627,54% secara year to date (ytd)
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, sebenarnya untuk saat ini, terlalu berisiko jika ingin membeli saham PANI. Kecuali memang ingin menebus rights dengan mempertimbangkan ketersediaan dana.
"Namun itu sifatnya juga masih cenderung spekulasi karena tidak bisa berpedoman pada kinerja PANI selama ini," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Rabu (3/8).
Baca Juga: Jadi Grup Agung Sedayu, PANI Targetkan Rights Issue Rp 6,5 Triliun
Memang, masuknya Agung Sedayu Group dan ekspansi ke bisnis properti bisa menjadi katalis pengembangan usaha PANI ke depan. Tapi, masih perlu dicermati seberapa besar dampaknya, lantaran outlook sektor properti sejauh ini masih cukup lesu.
Terlebih sektor properti juga menghadapi tantangan dari potensi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat ini. "Sifatnya agak spekulatif karena untuk proyeksi di masa mendatang belum begitu terlihat," imbuh Pandhu.
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, dana dari rights issue PANI akan digunakan untuk penyertaan saham baru di tiga perusahaan sekaligus, seiring rencana ekspansi ke bisnis properti. Secara jangka panjang, aksi ini bisa berimbas positif pada kinerja keuangan.
Namun untuk masuk ke saham PANI saat ini, Desy menyarankan untuk wait and see terlebih dulu. Pelaku pasar perlu mencermati volatilitas harganya di tengah aksi rights issue bulan ini.
"Harus diperhatikan tujuan dari dilakukannya rights issue dan harganya. Selama tujuan dan harga tersebut positif, tentu saja hal ini membuat PANI menjadi menarik," ujar Desy.
Baca Juga: Bakal Rights Issue, Ini Rencana Ekspansi Pratama Abadi Nusa (PANI) di Bisnis Properti
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan pelaku pasar mencermati stochastic pada pergerakan saham PANI yang sudah berada di area overbought. Meskipun, Moving Average Convergence Divergence (MACD) berpeluang golden cross dan menguat.
Herditya pun melihat saham PANI masih bisa dilakukan trading buy dengan memperhatikan area support di Rp 11.850 dan resistance pada Rp 13.000.
Sebagai informasi, PANI melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) I dalam rangka HMETD untuk membeli saham biasa sebanyak 13,12 miliar dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Mewakili 96,97% dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah PUT I.
Harga pelaksanaan yang ditawarkan sebesar Rp 500 untuk setiap saham, sehingga seluruhnya berjumlah Rp 6,56 triliun. Adapun, berikut jadwal dari proses rights issue PANI:
- Tanggal RUPS: 8 Juni 2022
- Tanggal pernyataan efektif dari OJK: 29 Juli 2022
- Tanggal terakhir perdagangan saham (cum) - HMETD
- pasar reguler dan pasar negosiasi: 8 Agustus 2022
- pasar tunai: 10 Agustus 2022
- Tanggal mulai perdagangan tanpa (Ex)- HMETD
- pasar reguler dan pasar negosiasi: 9 Agustus 2022
- pasar tunai: 11 Agustus 2022
- Recording date: 10 Agustus 2022
- Distribusi HMETD: 11 Agustus 2022
- Pencatatan saham di BEI: 12 Agustus 2022
- Periode perdagangan sertifikat bukti HMETD: 12-19 Agustus 2022
- Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD: 16-23 Agustus 2022
- Akhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 22 Agustus 2022
- Penjatahan pemesanan saham tambahan: 23 Agustus 2022
- Pembayaran penuh oleh pembeli siaga: 24 Agustus 2022
- Pengembalian uang pesanan saham tambahan: 24 Agustus 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News