Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) terbuka lebar di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut membuat manajer investasi memproyeksikan imbal hasil reksadana pasar uang turun.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga 0,25% di tahun ini.
Sementara, Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo menyebut, suku bunga acuan berpotensi turun dua kali di sisa tahun ini, sebanyak 50 basis poin.
Baca Juga: Reksadana Saham Syariah Offshore Masih Tertekan, Tapi Minat Investasi Mulai Tumbuh
Pergerakan suku bunga acuan yang cenderung menurun akhirnya mempengaruhi proyeksi penurunan imbal hasil reksadana pasar uang. "Imbal hasil reksadana pasar uang juga akan turun mengikuti pergerakan suku bunga acuan," kata Soni, Jumat (5/6).
Senada Reza bilang, reksadana pasar uang yang memiliki alokasi aset besar di deposito maka kinerja akan menurun.
Meski begitu, dia optimistis, kinerja reksadana pasar uang racikannya akan tetap memberikan imbal hasil optimal. Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana HPAM Ultima Money Market berhasil tumbuh 0,53% secara bulanan di sepanjang Mei.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari kinerja rata-rata reksadana pasar uang yang tumbuh 0,36% di periode yang sama. Sementara sejak awal tahun reksadana HPAM Ultima Money Market sudah tumbuh 2,3% lebih tinggi dari kinerja rata-rata reksadana pasar uang di 2,02%.