Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
“Selepas dari pertumbuhan ini, ada sedikit risiko mengenai potensi penurunan pendapatan di kala masih minimnya daya beli masyarakat dan efek pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” terang Hendri.
Di sisi lain, saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dapat menjadi watchlist bagi investor, kendati ERAA mempunyai ROA dan ROE relatif kecil jika dibandingkan dengan UNVR. Namun, Hendri menyebut performa ROE dan ROA Erajaya relatif bertumbuh mulai dari tahun 2018 hingga sekarang
Return ERAA ke depannya juga diperkirakan akan terus meningkat, dimana permintaan barang elektronik di tengah pademi relatif tinggi serta ekspansi dan penetrasi pemasaran ERAA yang cukup masif. Ditambah lagi, dengan ekspektasi earnings yang masih positif terutama didorong oleh rencana rilis produk iPhone 13 pada September ini.
Mirae Asset Sekuritas menurunkan rekomendasi saham UNVR dari semula hold menjadi sell dengan target harga Rp 4.300 dari sebelumnya Rp 5.400. Hal ini seiring pandemi yang masih merebak dengan kasus baru harian yang masih relatif tinggi.
Mimi menyebut, meskipun price to earnings (P/E) UNVR saat ini sudah relatif jauh lebih rendah dari rata-rata historisnya, Mimi meyakini investor masih akan menganggap valuasi UNVR tidak cukup menarik. Setidaknya ada empat faktor yang dinilai membuat saham UNVR kurang atraktif.
Pertama, potensi pertumbuhan pendapatan yang relatif lebih lemah dengan perkiraan pertumbuhan laba bersih negatif untuk tahun ini. Kedua, kurangnya katalis positif bagi saham UNVR akibat pandemi yang berkepanjangan.
Ketiga, adanya potensi aliran dana karena metode pembobotan indeks baru. Keempat, P/E UNVR tahun 2021 yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan peers-nya di sektor consumer seperti ICBP, INDF, dan KLBF.
Selanjutnya: Gaet pecinta produk Apple, Erajaya (ERAA) tebar promosi di iBoxing Week Online 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News