Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank sentral utama dunia akan menggelar rapat di pekan pertama November. Keputusan rapat bank sentral seperti Federal Reserve, Reserve Bank of Australia (RBA), dan Bank of England (BoE) berpotensi menggerakkan kurs rupiah.
Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya melihat, kebijakan suku bunga dari beberapa bank sentral dunia serta data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri melihat pelaku pasar juga sudah mengantisipasi akan kebijakan yang diambil The Fed terkait tapering. Alhasil, gejolak di pasar tidak akan besar.
"Kalaupun di minggu depan terjadi koreksi itu terjadi karena pelemahan teknikal saja, bukan ada berita buruk," kata Reny, Jumat (29/10). Sementara, di pekan depan inflasi dalam negeri tetap stabil.
Reny memproyeksikan rupiah pekan depan bergerak di rentang Rp 14.130 per dolar AS-Rp 14.230 per dolar AS. Ekspektasi rentang rupiah dari Andian di Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.300 per dolar AS.
Baca Juga: Fundamental dalam negeri kuat, rupiah bergerak datar di pekan ini
Sepekan ini, kurs rupiah spot melemah 0,31% ke Rp 14.163 per dolar AS hingga Jumat (29/10). Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah hanya menguat tipis 0,04%.
Reny mengatakan jelang akhir bulan data ekonomi tidak ada data ekonomi dalam negeri yang rilis, sehingga volatilitas rupiah cenderung terbatas. Sedangkan, Andian mengamati pelemahan rupiah sepekan ini disebabkan oleh naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun yang bertahan di atas 1,6%.
Namun, nilai tukar rupiah berhasil stabil di pekan ini karena didukung data ekonomi yang positif. Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat mendukung rupiah diminati investor asing. Andian mengatakan sementara ini rupiah masih berpeluang melemah tertahan di atas level Rp 14.000 per dolar AS. Namun, pelemahan tersebut tidak akan signifikan.
Baca Juga: IHSG melonjak 4,76% sepanjang bulan Oktober, net buy asing lebih dari Rp 20 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News