Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Pefindo baru saja merilis pemeringkatan terbaru untuk surat utang emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya.
Salah satu yang mendapat perhatian adalah Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap II Tahun 2021 Seri B milik PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), yang mendapat rating idA-. Surat utang senilai Rp 473,5 miliar ini akan jatuh tempo pada 24 Agustus 2024.
“ADHI berencana membayar pokok surat utang ini menggunakan kas internal. Per 31 Maret 2024, ADHI memiliki arus kas sebesar Rp 6,4 triliun serta fasilitas kredit Rp 1,7 triliun yang belum digunakan dan akan digunakan untuk kebutuhan umum,” ungkap Pefindo dalam laman resminya.
Sementara itu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mendapat peringkat idBBB- dengan outlook stabil dari Pefindo. Pemeringkatan ini mencakup perusahaan dan berbagai obligasi serta sukuk mudharabah berkelanjutan.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Dapat Rating idBBB- dari Pefindo, Begini Kata Manajemen
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) juga mendapatkan outlook stabil dari Pefindo untuk perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mendapat kenaikan rating untuk beberapa obligasinya ke idB dari idD, karena tengah melakukan restrukturisasi utang. Peringkat ini berlaku hingga 1 Oktober 2024, meskipun ada satu obligasi WSKT yang masih berstatus selective default (idD).
Menurut Kepala Divisi Pemeringkatan Non Jasa Keuangan 2 Pefindo, Yogie Surya Perdana, pemeringkatan bersifat dinamis dan Pefindo akan terus memantau kesiapan para emiten BUMN Karya dalam membayar surat utang yang jatuh tempo.
“Afirmasi ini terkait dengan keyakinan kami bahwa para emiten tersebut memiliki kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban keuangan mereka secara penuh dan tepat waktu,” ujarnya dalam konferensi pers Pefindo, Kamis (18/7).
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Groundbreaking Proyek Pengolahan Sampah Terbesar di Indonesia
Yogie menjelaskan, Pefindo biasanya memantau dua bulan sebelum surat utang jatuh tempo untuk mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
Terkait peringkat obligasi WSKT, Pefindo mencatat satu seri obligasi yang gagal bayar dan belum direstrukturisasi karena belum ada kesepakatan dalam rapat umum pemegang obligasi (RUPO). “Peringkatnya masih kami pertahankan di selective default,” jelasnya.
Untuk WIKA, Pefindo menaikkan rating setelah ada upaya restrukturisasi yang disetujui oleh kreditur, terutama perbankan, serta perpanjangan tenor beberapa seri obligasi.
Baca Juga: Kredit Himbara ke BUMN Tetap Tumbuh Kencang
“Hal ini mengindikasikan bahwa risiko keuangan sedikit menurun seiring dengan disepakatinya restrukturisasi dengan kreditur dan perpanjangan skema pembayaran dengan pemegang obligasi,” tambah Yogie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News