Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) optimistis tahun ini masih menjadi tahun yang positif bagi kinerja perusahaan. Emiten pelat merah tersebut yakin mampu meraup pendapatan double digit.
"Kami targetkan pendapatan Rp 10,7 triliun, ujar Sekretaris Perusahaan TINS Amin Harris kepada KONTAN, Senin (15/1).
Angka ini naik 18,9% dibanding perkiraan pendapatan TINS 2017, Rp 9 triliun.
Target itu berdasarkan target produksi tahun ini yang naik 15% hingga 20% menjadi 36.705 mt dengan asumsi rata-rata harga jual US$ 21.000/mt.
Berdasarkan panduan perusahaan seperti yang dilansir dari riset UOB Kay Hian, TINS juga mengatur strategi guna mempertebal margin. Perusahaan akan memaksimalkan tambang timah di darat (offshore) ketimbang lepas pantai (onshore). Tambang onshore TINS memiliki cost yang lebih rendah dibanding tambang offshore.
Hingga kuartal III-2017, 56% produksi TINS berasal dari tambang offshore. Hasilnya, beban produksi selama periode itu turun 400 basis poin dan margin laba bersih TINS meningkat 340 basis point. Tahun ini, TINS akan menggunakan strategi serupa, sehingga margin laba bersihnya bisa meningkat hingga 440 basis poin.
Stefanus Darmagiri, analis Danareksa Sekuritas memprediksi, harga komoditas timah akan stabil untuk beberapa waktu ke depan. Salah satu penyebabnya, permintaan timah dari industri elektronik.
Sehingga, dia memprediksi, rata-rata harga timah akan berada di level US$ 21.000/mt tahun ini. Angka ini masih akan bertambah jadi sekitar US$ 22.000/mt di 2019.
Hal ini tentu menguntungkan TINS. "Kami mempertahankan rekomendasi buy saham TINS," ujar Stefanus dalam riset 15 Januari 2017.
Target harga yang ditetapkan Rp 1.100 per saham. Target harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) 21,2 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News