Reporter: Asep Munazat Zatnika |
JAKARTA. PT Intikeramik Alamsari Indonesia Tbk (IKAI) bakal lebih enteng berjalan di tahun 2011 ini. Soalnya, tahun lalu, IKAI berhasil memangkas kewajiban senilai Rp 150,3 miliar. Pengurangan utang sebesar itu sama dengan penurunan utang 33%.
Di akhir 2010, kewajiban IKAI tinggal Rp 303,9 miliar, merosot daripada outstanding pinjaman di akhir 2009, Rp 454,2 miliar.
Menurut Vincentius An Eng, Sekretaris Perusahaan IKAI, menjelaskan penyusutan utang terjadi setelah perusahaan melakukan beberapa hal. Pertama, IKAI melunasi pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp 50,1 miliar.
Sekadar informasi, saat ini, saldo pinjaman IKAI ke Bank Mandiri tinggal Rp 89,1 miliar. Bunga utang itu 13% per tahun. IKAI masih punya kewajiban sebesar Rp 143,4 miliar pada Bank CIMB Niaga.
Kedua, IKAI mengalihkan Obligasi Konversi Mandatori (HOKM) menjadi modal saham senilai Rp 68,7 miliar. Obligasi tersebut dibeli oleh Best Achieve Investments Limited di akhir 2009. Sesuai adendum perjanjian, obligasi itu harus dikonversi paling lambat 31 Desember 2010.
Alasan ketiga yang membuat jumlah kewajiban IKAI berkurang adalah adanya kewajiban pajak tangguhan sebesar Rp 3,3 miliar.
Pengurangan beban ini setidaknya membantu perusahaan ini bernafas lebih lega. Soalnya, IKAI masih menanggung kerugian hingga tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan IKAI, kerugian bersih tahun lalu Rp 39,2 miliar, menyusut 9,1% dibandingkan kerugian bersih di tahun sebelumnya, Rp 35,6 miliar.
Padahal, IKAI berpeluang memperbaiki rugi karena ada penurunan beban kurs dan beban bunga. Penjualan bersih IKAI sepanjang tahun 2010 mencapai Rp 45,5 miliar, meningkat dibandingkan hasil di 2009, yaitu Rp 36,64 miliar.
Sayang, kenaikan penjualan tersebut tidak sebanding dengan kenaikan beban usaha. Ini membuat rugi usaha IKAI yang naik 229% dari Rp 4,19 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 13,5 miliar di 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News