kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Beban tinggi bikin laba CPIN menyusut 5,67%


Jumat, 28 Maret 2014 / 19:42 WIB
Beban tinggi bikin laba CPIN menyusut 5,67%
ILUSTRASI. Napoli jadi pemucak klasemen Liga Italia Serie A 2022/2023 pekan 13.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kinerja PT Charoen Phokpand Tbk (CPIN) di tahun 2013 harus terbelenggu kenaikan beban penjualan dan rugi kurs. Laba bersih CPIN turun 5,67% menjadi Rp 2,53 triliun. Sementara laba per saham tercatat sebesar Rp 154 dari sebelumnya Rp 164 per saham.

Turunnya laba ini bukan disebabkan dari penjualan yang sepi. Soalnya, penjualan bersih CPIN naik hingga 24,42% menjadi Rp 25,66 triliun. Namun, di saat yang sama beban pokok penjualan CPIN naik hingga 20,42% menjadi Rp 20,51 triliun.

Rusmin Ryadi, Direktur Utama CPIN dalam laporan keuangan menyatakan, penjualan CPIN berasal dari tiga segmen, yakni pakan ternak, anak ayam usia sehari (Day Old Chick/DOC), ayam olahan, dan lainnya. Penjualan pakan ternak menyumbang pendapatan hingga Rp 18,65 triliun atau 72% dari total pendapatan. Sementara penjualan DOC dan ayam olahan masing-masing sebesar Rp 3,8 triliun dan Rp 2,3 triliun.

Bukan cuma beban penjualan yang melonjak. Beban umum dan administrasi juga naik 14,8% menjadi Rp 866,14 miliar. Lalu, ada lonjakan dari beban operasi lain hingga lima kali lipat. Beban ini meliputi rugi selisih kurs dan denda pajak. Di tahun 2013, rugi kurs CPIN tercatat sebesar Rp 437,33 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 43,54 miliar.

CPIN memiliki dana kas internal sebesar Rp 1,14 triliun di tahun 2013. Sementara total liabilitasnya mencapai Rp 5,7 triliun. Sekedar mengingatkan, di tahun lalu, CPIN mendapatkan fasilitas kredit sindikasi US$ 500 juta dari 20 bank yang dipimpin Citi Grup. Kredit ini juga menjadi peluru bagi CPIN untuk berekspansi hingga lima tahun ke depan.

Tahun ini, CPIN menganggarkan belanja modal senilai Rp 2 triliun. CPIN bakal memperbesar kapasitas produksi demi menaikkan pangsa pasar dengan membangun pabrik pakan ternak baru di Bali dan Padang, Sumatra Barat dengan nilai investasi mencapai US$ 20 juta per pabrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×