Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kinerja PT Charoen Phokpand Tbk (CPIN) di tahun 2013 harus terbelenggu kenaikan beban penjualan dan rugi kurs. Laba bersih CPIN turun 5,67% menjadi Rp 2,53 triliun. Sementara laba per saham tercatat sebesar Rp 154 dari sebelumnya Rp 164 per saham.
Turunnya laba ini bukan disebabkan dari penjualan yang sepi. Soalnya, penjualan bersih CPIN naik hingga 24,42% menjadi Rp 25,66 triliun. Namun, di saat yang sama beban pokok penjualan CPIN naik hingga 20,42% menjadi Rp 20,51 triliun.
Rusmin Ryadi, Direktur Utama CPIN dalam laporan keuangan menyatakan, penjualan CPIN berasal dari tiga segmen, yakni pakan ternak, anak ayam usia sehari (Day Old Chick/DOC), ayam olahan, dan lainnya. Penjualan pakan ternak menyumbang pendapatan hingga Rp 18,65 triliun atau 72% dari total pendapatan. Sementara penjualan DOC dan ayam olahan masing-masing sebesar Rp 3,8 triliun dan Rp 2,3 triliun.
Bukan cuma beban penjualan yang melonjak. Beban umum dan administrasi juga naik 14,8% menjadi Rp 866,14 miliar. Lalu, ada lonjakan dari beban operasi lain hingga lima kali lipat. Beban ini meliputi rugi selisih kurs dan denda pajak. Di tahun 2013, rugi kurs CPIN tercatat sebesar Rp 437,33 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 43,54 miliar.
CPIN memiliki dana kas internal sebesar Rp 1,14 triliun di tahun 2013. Sementara total liabilitasnya mencapai Rp 5,7 triliun. Sekedar mengingatkan, di tahun lalu, CPIN mendapatkan fasilitas kredit sindikasi US$ 500 juta dari 20 bank yang dipimpin Citi Grup. Kredit ini juga menjadi peluru bagi CPIN untuk berekspansi hingga lima tahun ke depan.
Tahun ini, CPIN menganggarkan belanja modal senilai Rp 2 triliun. CPIN bakal memperbesar kapasitas produksi demi menaikkan pangsa pasar dengan membangun pabrik pakan ternak baru di Bali dan Padang, Sumatra Barat dengan nilai investasi mencapai US$ 20 juta per pabrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News