Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah menjadi rahasia umum jika industri farmasi sangat ketergantungan dengan bahan baku impor, dimana beban pokok bisa mencapai 90% dari pendapatan.
Kurangnya stok atau tidak adanya bahan baku dalam negeri membuat industri kimia harus mencari negara pemasok, serta mencari berbagai strategi untuk menekan biaya pengeluaran dari sisi impor bahan baku.
Salah satunya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meneken kontrak bahan baku selama 2 tahhun untuk tahun 2018 dan 2019 untuk menekan biaya bahan baku. Direktur Keuangan KAEF Suharta Wijaya menjelaskan beban pokok penjualan KAEF tidak sampai 90%, tetapi terjaga dikisaran 60% hingga 65% terhadap pendapatan.
Manajemen KAEF menerapkan beberapa strategi sentralisasi procurment, pembelian dalam jumlah besar di depan. "Merupakan cara hedging yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan valas yang tidak dapat diprediksi," kata Suharta pekan lalu
Suharta bilang, salah satu pendapatan KAEF berasal dari tender BPJS untuk memenuhi kebutuhan obat di e-katalog selama 2 tahun ke depan dimana untuk tahun ini pengadaan melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dilakukan untuk sekaligus tahun 2018 dan 2019.
"Sehingga kebutuhan produksi sudah dapat dikalkulasi untuk melakukan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan di awal dengan melakukan kontrak kerja sama dengan pemasok," kata Suharta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News