Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga batubara terus mengalami stagnansi harga. Analis menduga meski cenderung bergerak dalam rentang sempit, tren harga batubara masih bearish.
Mengutip Bloomberg, Senin (15/2) harga batubara kontrak pengiriman Maret 2016 di ICE Futures Exchange bertahan di level US$ 51,15 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir harga sudah terkikis 0,58%.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan faktor dari China yang sedang terombang ambing memberi katalis negatif bagi harga batubara. Jejeran faktor yang ada saat ini justru semuanya menekan pergerakan harga batubara.
“Mulai dari pelemahan harga komoditas terutama minyak, isu penggunaan alih energi terbarukan hingga rendahnya harga gas alam. Jadi harga batubara seolah mati suri,” tutur Wahyu.
Yang mampu membuat harga bertahan dari kejatuhan dalam karena minimnya spekulan dan aktivitas perdagangan di pasar batubara. Selain juga sudah terlampau rendahnya harga yang memasuki area oversold mendukung terciptanya rebound tipis.
Ke depannya pun permintaan dinilai belum akan membaik. Laporan terbaru menunjukkan impor batubara China Januari 2016 tercatat turun 9,2% ke level 15,93 juta ton atau merupakan level terendahnya sejak Oktober 2015 lalu. Padahal seperti yang diketahui, China merupakan salah satu konsumen utamanya.
Belum lagi upaya India untuk menggenjot produksi dalam negeri demi memenuhi kebutuhan domestiknya. “Ini bisa menyebabkan pasokan global tidak terserap karena India tidak lagi mengimpor malah berpotensi ekspor,” jelas Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News