kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BDMN akan Terbitkan Obligasi Maksimal Rp 5 Triliun


Jumat, 16 Juli 2010 / 08:15 WIB
BDMN akan Terbitkan Obligasi Maksimal Rp 5 Triliun


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Penerbitan surat utang atau obligasi masih menjadi pilihan menarik bagi korporasi sebagai modal untuk melakukan ekspansi. Hal ini juga ditempuh oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). Rencananya, BDMN akan menerbitkan obligasi maksimal Rp 5 triliun.

Penerbitan itu dipecah menjadi dua yaitu untuk BDMN dengan nominal penerbitan antara Rp 2 hingga Rp 3 triliun. Sedangkan sisanya sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun akan diterbitkan oleh anak usaha BDMN yaitu PT Adira Finance.

Sayangnya, BDMN belum mematok kupon obligasi tersebut. Namun dananya akan digunakan untuk memperlancar penyaluran kredit. "Penerbitan ini sejalan dengan pertumbuhan bisnis Danamon dan Adira, manajemen terus menerapkan strategi pengelolaan pendanaan dan likuiditas yang beragam dan dinilai aman," jelas Zsa Zsa Yusharyahya, Head of Public Affairs Danamon kemarin (15/7).

Analis menilai, penerbitan obligasi ini akan berpengaruh terhadap saham BDMN. "Dengan penambahan likuiditas dari penerbitan obligasi maka struktur permodalan BDMN bisa bertambah," jelas Robby Hafil, Analis Sucorinvest Central Gani.

Bisa menjadi beban

Analis PT Andalan Artha Advisindo, A.G. Pahlevi menilai penerbitan obligasi tersebut dapat menjadi beban keuangan BDMN. Sebab emiten tersebut harus membayar bunga obligasi yang besarnya biasanya di atas bunga deposito.

Namun ia memberi catatan, jika dana hasil obligasi tersebut dapat membuat penyaluran kredit BDMN bisa melaju lebih kencang, maka beban bunga itu bisa menjadi tak berarti.

Sedangkan Teddy Oetomo, Analis Credit Suisse optimis potensi penyaluran kredit BDMN bisa meningkat. "Kondisi perekonomian mulai tumbuh," katanya.

Selain itu, niat BDMN untuk lebih banyak menyasar sektor ritel dan UKM bisa membuat keuntungan BDMN lebih baik. Pasalnya menyalurkan kredit ke sektor tersebut lebih menguntungkan dengan resiko kredit macet yang relatif lebih rendah.

Pada kuartal pertama 2010 kucuran kredit mikro naik 5% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp 12,8 miliar. Sedangkan pembiayaan kendaraan bermotor dari Adira Finance mencapai Rp 20,4 miliar atau menyumbang 27 persen dari total kredit BDMN. "Tingkat kredit macetnya masih cukup terjaga," kata Teddy. NPL BDMN hanya 1,84%

Sebab itu, meskipun penerbitan obligasi dapat membenai BDMN, namun dengan diimbangi pendapatan yang tinggi, Teddy merekomendasikan beli saham BDMN. "Target harga Rp 6.700 per saham," katanya.

Sedangkan Robby menilai harga BDMN saat ini sudah terlampau mahal. Ia menduga harga saham tersebut akan terkoreksi. "Target harga wajar BDMN selama 12 bulan mendatang sebesar Rp 4.750," katanya. Oleh sebab itu Robby merekomendasikan jual saham BDMN.

Sedangkan Pahlevi memperkirakan laba BDMN masih bisa meningkat.Tahun ini ia memperkirakan mencapai Rp 3,09 triliun dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp 1,53 triliun. Namun dengan harga saat ini, Pahlevi merekomendasikan tahan. "Target harga saham Danamon Rp 6.300," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×