kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BBRI Hingga ASII Jadi Saham Pemberat IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 04 Juni 2024 / 18:20 WIB
BBRI Hingga ASII Jadi Saham Pemberat IHSG, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Intip rekomendasi saham big caps yang menjadi pemberat IHSG sejak awal tahun.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,39% sepanjang tahun berjalan ini. Per Selasa (4/6), IHSG menutup perdagangan dengan parkir di level 7.099,31.

Menurut data Bursa Efek Indonesia, lima besar saham pemberat indeks sejak awal tahun adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 22,3% sejak awal tahun, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -24,1%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) -29,1%, PT Astra International Tbk (ASII) -18,9%, dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) -10,3%.

Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas mengatakan, koreksi pada saham-saham big caps disebabkan oleh masifnya aksi investor asing akibat tingginya suku bunga The Fed. 

"Sehingga imbal hasil instrumen investasi dalam rupiah menjadi kurang menarik, ditambah memanasnya tensi geopolitik membuat aset safe haven kembali diburu," kata Adityo kepada Kontan.co.id, Selasa (4/6). 

Penurunan saham BBRI telah menggerus IHSG sebesar 134,96 poin. Sementara TLKM menekan IHSG sebesar 111,48 poin. Saham GOTO menggerus IHSG sebanyak 53,56 poin. Saham ASII dan BYAN masing-masing menggerus IHSG sebesar 48,40 poin dan 31,93 poin.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham UNTR, EXCL, dan BBRI pada Perdagangan Rabu (5/6)

Valuasi Tergolong Murah

Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menuturkan, penurunan saham BBRI disebabkan oleh adanya ekspektasi kenaikan rasio non performing loan (NPL) setelah restrukturisasi dihentikan. 

"Telkom memiliki kinerja di bawah ekspektasi dan adanya kekhawatiran pelaku pasar atas masuknya Starlink ditambah sentimen negatif terkait masalah korupsi," kata dia. 

Sukarno mencermati merosotnya harga saham ASII disebabkan oleh penurunan penjualan kendaraan roda empat dan reaksi pasar yang kurang baik dengan munculnya BYD sebagai pesaingnya. 

Baca Juga: IHSG Naik 0,90% ke 7.099 Selasa (4/60), AMMN, SMGR, INTP Top Gainers LQ45

Head of Research Mega Capital Sekuritas atau Investasiku Cheril Tanuwijaya bilang baik BBRI, TLKM, dan ASII secara indikator price to earning (PE) atawa rasio saham terhadap laba emiten sudah relatif murah. 

"Ketiganya berada di minus dua standar deviasi dari PE historis lima tahun. Namun ketiga saham big caps itu masih belum memiliki sentimen positif yang mendukung kenaikan harga sahamnya," jelas Cheril. 

Misalnya, ASII, dengan suku bunga tinggi akan membayangi kinerjanya karena 80% penjualan Astra berasal dari kredit. Ditambah lagi persaingan kendaraan roda empat yang semakin ketat. 

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Tertekan Sepanjang Tahun ini, Apakah Masih Menarik?

Equity Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian mencermati penurunan BBRI, TLKM dan ASII udah mulai cenderung terbatas di tengah harga yang sudah masuk level oversold untuk itu Ayu masih merekomendasikan beli. 

Lebih lanjut, Reliance Sekuritas merekomendasikan beli BBRI dengan target harga di Rp 5.050, beli TLKM di RP 3.260 dan beli ASII dengan target harga Rp 5.024 per saham. 

Sementara saham pilihan Cheril jatuh pada BBRI. Dia merekomendasikan beli BBRI harga di Rp 5.600 dan stop loss di Rp 4.200. Adapun Kiwoom Sekuritas Indonesia menyarankan beli atau hold BBRI, TLKM, dan ASII. 

Sukarno menambahkan investor juga bisa buy atau hold BBNI dengan target harga di Rp 5.275. Menurutnya BBNI menarik untuk dicermati karena memiliki valuasi yang murah dan meraih pertumbuhan kinerja di kuartal I-2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×