kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BBCA Catatkan Kinerja Positif pada Awal 2024, Begini Prospeknya Menurut Analis


Selasa, 18 Juni 2024 / 05:00 WIB
BBCA Catatkan Kinerja Positif pada Awal 2024, Begini Prospeknya Menurut Analis
ILUSTRASI. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kinerja yang mengesankan di kuartal I 2024 /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/07/2019


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kinerja yang mengesankan di kuartal I 2024. Para analis pun tetap optimis terhadap prospek BBCA.

BBCA memulai tahun 2024 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12,9 triliun di kuartal I. Angka ini tumbuh 11,7% secara tahunan (YoY) dan 5,4% secara kuartalan (QoQ).

Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penyaluran kredit yang positif. Total kredit yang disalurkan BBCA pada kuartal I 2024 mencapai Rp 835,7 triliun, meningkat 17,1% YoY dan 3,1% QoQ.

Baca Juga: Forbes Kembali Nobatkan BCA Jadi Bank Terbaik di Indonesia

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, berpendapat bahwa BBCA akan tetap stabil dalam mempertahankan kinerjanya yang impresif. 

Manajemen BBCA juga optimis menargetkan pertumbuhan pinjaman sebesar 8%-10% pada tahun 2024, meski di tengah ketidakpastian global dan fluktuasi nilai tukar.

Menurut Khaer, hal ini juga didukung oleh potensi peningkatan penyaluran kredit baru hingga akhir tahun. "Selain itu pada tahun ini BBCA juga akan fokus dalam menjaga kualitas pinjaman sehingga margin masih tetap terjaga di level yang optimal," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Namun, kebijakan suku bunga bank sentral dan risiko geopolitik dapat mempengaruhi kinerja BBCA. Meski demikian, dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan.

Risiko jangka pendek, menurut Khaer, adalah pelemahan nilai tukar rupiah yang berkelanjutan. 

"Kami khawatir akan mendorong inflasi yang lebih tinggi sehingga memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunganya, dan bisa berdampak pada peningkatan rasio kredit bermasalah," paparnya.

 

Untuk jangka panjang, analis JP Morgan, Harsh Wardhan Modi, menyebutkan bahwa perusahaan diharapkan mulai menghasilkan keuntungan dari aset-asetnya. Perubahan ini telah lama dinantikan dan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan laba per saham (EPS) secara signifikan selama lima tahun ke depan.

Transformasi kredit yang sebelumnya cenderung pada aset berisiko rendah kini telah berubah. 

"Oleh karena itu, kami merekomendasikan investor untuk meningkatkan kepemilikan saham BCA secara signifikan untuk mengungguli indeks negara, regional, dan global dalam beberapa tahun ke depan," ungkapnya.

JP Morgan memberikan rating overweight untuk BBCA dengan target harga Rp 12.000, sementara Khaer merekomendasikan buy on retracement dengan target harga Rp 9.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×