Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati akhir tahun, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tengah menyiapkan pendanaan dari kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) dan Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) hingga Rp 3 triliun. Jasa Marga akan menggunakan dana tersebut untuk membayar proyek turnkey di tahun 2020.
Corporate Finance Group Head JSMR Eka Setya Adrianto menjelaskan perusahaan harus menyiapkan sekitar Rp 20 triliun untuk pembayaran tersebut. "Kalau Japek elevated dibayar tahun ini, kira-kira (turnkey) Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun," jelas dia.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) berencana menghimpun dana Rp 3 triliun di akhir tahun
Adri tidak merinci biaya turnkey Tol Jakarta-Cikampek (Japek) Elevated II. Hanya saja, proyek tersebut digarap oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan porsi kepemilikan 51% dan PT Acset Indonusa Tbk (ACST) dengan porsi kepemilikan 49%. Dalam catatan Kontan.co.id, dari proyek tersebut keduanya meraup nilai kontrak, WSKT sebesar Rp 6,9 triliun dan ACST sebesar Rp 6,6 triliun.
Lebih lanjut, Adri menjelaskan dari total kebutuhan dana tersebut, Jasa Marga memiliki standby loan sebesar Rp 4,3 triliun. "Fleksibilitas kami tinggi, sehingga kalau bicara financing cukup. Tinggal kami ingin buka keran banyak, kalau harga menarik, harga bagus, kami nyebur," jelas Adri.
Baca Juga: Aksi jual asing melanda saham-saham BUMN, begini penjelasan analis
Pada kuartal III-2019, Jasa Marga memiliki interest cover ratio sebesar 2,96 kali. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuartal III-2018 yang tercatat 2,88 kali. Sementara itu, gearing ratio juga tercatat 1,58 kali lebih rendah bila dibandingkan tahun lalu yang tercatat 1,67 kali. Dengan kondisi tersebut, Jasa Marga menegaskan masih memiliki kapasitas untuk membayar beban bunga sampai tiga kali lipat dan gearing ratio yang masih dapat dikelola.
Di sisi lain, pada kuartal IV-2019 ini Jasa Marga memproyeksikan kinerjanya mirip dengan kuartal III-2019. Pada kuartal tiga, EBITDA Jasa Marga tumbuh 16,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 5 triliun. Margin EBITDA juga tumbuh menjadi 62,9%, lebih tinggi dari kuartal III-2018 yang sebesar 60,1%. Pendapatan tol dan usaha lainnya tercatat tumbuh 11,6% menjadi Rp 7,96 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News