Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) akan melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai saham alias stock split. Emiten tambang batubara ini akan melakukan stock split dengan rasio 1:10.
Untuk memuluskan aksi korporasi ini, BYAN akan melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta restu pemegang saham pada 17 November 2022 mendatang.
Adapun pengajuan permohonan pencatatan penambahan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) diestimasikan pada November 2022. Sementara jadwal perdagangan saham dengan nominal baru diestimasikan pada Desember 2022.
Baca Juga: Low Tuck Kwong Raup Rp 45,39 Miliar dari Penjualan 1,51 Juta Saham Bayan (BYAN)
Dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Rabu (12/10), manajemen menyebut ada dua tujuan aksi korporasi ini. Pertama, meningkatkan likuiditas saham di Bursa dengan harga saham yang lebih terjangkau, khususnya untuk investor ritel sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham.
Kedua, stock split ini bertujuan memperbanyak jumlah saham beredar dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor untuk dapat berinvestasi di saham BYAN.
Baca Juga: Naik Tertinggi, Timbang Rekomendasi Saham-Saham Sektor Energi Berikut Ini
Sebelum stock split, jumlah saham BYAN sebanyak 3,33 miliar saham dengan nominal Rp 100 per saham. Setelah stock split, jumlah saham BYAN akan bertambah menjadi 33,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Emiten yang dinakhodai oleh taipan Dato Low Tuck Kwong tercatat menjadi saham emiten termahal di Bursa Efek Indonesia saat ini. Sejak awal tahun, saham emiten pertambangan batubara ini sudah naik sekitar 160%. Saham BYAN bahkan sempat menyentuh level Rp 85.000, yang merupakan level tertingginya sepanjang masa alias all time high
Pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (12/10), harga saham BYAN naik 3,93% ke level Rp 71.475 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News