kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Batubara berpeluang menguat hingga kuartal III


Selasa, 25 Juli 2017 / 14:18 WIB
Batubara berpeluang menguat hingga kuartal III


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski belum berhasil kembali menguat, harga komoditas batubara diyakini akan mampu bangkit. Analis melihat cukup banyak sentimen positif yang melingkupi pergerakan harga emas hitam tersebut. Hingga akhir kuartal III, diperkirakan harganya masih mampu bergerak di kisaran US$ 74,10 - US$ 75,80 per metrik ton.

"Pelemahan ini kan karena koreksi teknikal tapi fundamental masih cukup bagus," ujar Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures kepada Kontan, Selasa (25/7).

Sentimen positif pertama datang dari China. Sejak awal tahun konsumsi batubara China telah melonjak lebih dari 6%. Apalagi banjir yang terjadi di Negeri Panda itu telah memaksa pemerintah untuk mengalihkan penggunaan air sebagai sumber pembangkit listrik menjadi menggunakan batubara. Hal itu dilakukan untuk mengurangi tekanan pada sungai Yangtze.

Kemudian dari Amerika Serikat (AS), laporan AMDAL menunjukkan bahwa ekspor batubara AS untuk kebutuhan pembangkit listrik meningkat 58% selama kuartal I 2016 sampai kuartal 2017. Pasar Eropa selama ini menjadi konsumen terbesar batubara asal negeri Paman Sam. Konsumsi batubara AS juga diprediksi mengalami peningkatan menjadi 687 juta ton di tahun 2018

Sementara itu dari dalam negeri, sinyal peningkatan permintaan juga baru saja digaungkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Demi menstabilkan harga listik dan menekan biaya produksi, perseroan berniat untuk mengakuisisi tambang batubara. Saat ini perusahaan pelat merah itu masih mengkaji tambang batubara di Sumatera dan Kalimantan.

“Sampai tahun 2035, batubara diproyeksikan masih menjadi campuran terbesar untuk pembangkit listrik. Ini yang menjadi katalis positif,” terangnya.

Untuk Rabu (26/7) Deddy menebak harga batubara akan bergerak pada rentang US$ 84 - US$ 80 per metrik ton. Kemudian selama sepekan ke depan harganya diperkirakan akan bergerak di kisaran US$ 85,05 - US$ 78,80 per metrik ton.

Secara teknikal, lanjut Deddy, saat ini harga batubara telah bergulir diatas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) bergulir di area positif dan relative strength index (RSI) berada di level 56. Sebagian besar indikator masih menunjukkan sinyal penguatan. Hanya stochatic saja yang kini sedang dalam tahapan konsolidasi di level 76.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×