Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Anjloknya harga batubara akibat suramnya prospek perekonomian dunia, membuat emiten batubara terancam penurunan kinerja. Namun, bagi PT Intraco Penta Tbk (INTA), penurunan harga batubara bisa menjadi peluang untuk mendapatkan tambang murah. Emiten ini berniat menerbitkan obligasi untuk membiayai rencana akuisisi batubara.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin (21/6), pemegang saham INTA menyetujui rencana perseroan menerbitkan obligasi ataupun medium term notes untuk keperluan itu. "Rencana penerbitan obligasi sudah mendapat persetujuan dari RUPST. Untuk besar penerbitan dan waktunya akan ditentukan apabila perusahaan membutuhkan dana," ujar Petrus Halim, Presiden Direktur INTA, Kamis (21/6).
Petrus melontar sinyal, dana hasil emisi obligasi itu akan dimanfaatkan sebagai biaya akuisisi tambang batubara di Kalimantan Timur. Untuk memuluskan rencana tersebut, INTA telah membentuk anak usaha khusus di bidang tambang batubara, yakni INTA Resources.
"Bisa jadi obligasi akan kami manfaatkan untuk akusisi tambang batubara. Namun, apabila ada anak usaha yang membutuhkan pendanaan, kami juga bisa menerbitkan obligasi," tutur dia.
Anjloknya harga komiditas termasuk batubara akan dimanfaatkan oleh INTA untuk akusisi tambang tersebut. Menurut Petrus, penurunan harga batubara tersebut akan membuat nilai akusisi menjadi lebih murah.
"Penurunan harga batubara merupakan peluang bagi kami sehingga akan kami pantau penurunan harganya sampai mana. Yang jelas, kami sudah dilengkapi dengan SDM (sumber daya manusia) untuk masuk ke tambang ini, kami juga sudah menguasai peralatan, hanya tinggal menunggu peluang yang tepat untuk masuk," ujar dia.
Emiten alat berat ini menargetkan penjualan alat berat bisa mencapai 1.900 unit, tahun 2012. Tahun lalu, penjualan alat berat INTA mencapai 1.585 unit. Di kuartal I ini, penjualan alat berat telah mencapai 415 unit atau naik dibandingkan 28,67% dari penjualan periode yang sama tahun 2011 lalu. "Per Mei penjualan alat berat telah mencapai 450 unit. Penjualan alat berat meningkat sejalan dengan pesatnya bisnis alat berat," imbuh Fred Manibog, Direktur Keuangan INTA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News