kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Batavia Prosperindo perbesar jatah efek pasar uang


Rabu, 12 Agustus 2015 / 15:41 WIB
Batavia Prosperindo perbesar jatah efek pasar uang


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Demi memaksimalkan imbal hasil alias return, manajer investasi kerap menyesuaikan komposisi aset dasar reksadana saham di tengah suramnya kondisi pasar. Salah satunya, Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) yang menggemukkan porsi efek pasar uang untuk portofolio Batavia Dana Saham Optimal. Associate

Director BPAM, Karma P Siregar mengatakan, mereka menjalankan dua strategi untuk menggenjot return produk tersebut. Pertama, mereka memperbesar jatah efek pasar uang. “Kalau dulu porsi saham bisa lebih dari 90%, sekarang sudah 80% lebih,” tuturnya.

Menilik fund fact sheet BPAM per Juli 2015, sekitar 84,78% dari total dana kelolaan Batavia Dana Saham Optimal yang mencapai Rp 962,05 miliar diputar dalam pasar saham. Sisanya, 15,22% berupa instrumen pasar uang.

Menurut Karma, jika kondisi pasar kian tertekan, BPAM tak menutup kemungkinan untuk mengecilkan porsi saham hingga 80%. Sesuai kebijakan investasi, produk yang meluncur sejak 19 Oktober 2006 lalu ini leluasa menempatkan 80% hingga 95% dana kelolaan dalam saham. Lalu porsi maksimal pasar uang sebesar 20%.

Kedua, mereka mulai memasukkan dana kelolaan Batavia Dana Saham Optimal ke saham-saham berkapitalisasi besar yang lebih defensif karena lebih tahan banting dalam situasi pasar saham yang kusam.

Sejatinya, produk Batavia Dana Saham Optimal memang fokus ke saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar kecil dan menengah yang pergerakannya lebih agresif. “Dulu kami terbitkan produk ini untuk memberikan variasi pilihan kepada investor. Sebelumnya sudah ada produk untuk saham big cap,” jelasnya.

Data Infovesta menunjukkan, secara year to date hingga 11 Agustus 2015, kinerja Batavia Dana Saham Optimal masih minus 15,57%, Pencapaian tersebut dibawah rata-rata return reksadana saham yang minus 14,93% pada periode yang sama.

Karma menjelaskan, lesunya kinerja reksadana tersebut efek dari pasar saham yang tengah bergejolak. Namun, dengan strategi yang kini diterapkan, ia optimistis kinerja Batavia Dana Saham Optimal dapat lebih baik ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun ini. Apalagi banyak analis memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih di paruh kedua tahun 2015.

Per Juli 2015, reksadana ini diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 2.398,22.

Nah, investor bisa mengoleksi reksadana ini dengan investasi awal senilai Rp 1 juta. Pembelian selanjutnya minimal Rp 100 ribu. BPAM menerapkan saldo minimum Rp 1 juta dengan minimum penjualan kembali Rp 500 ribu atau 10 UP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×