Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Aneh-aneh saja aksi korporasi yang dilakukan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Emiten batubara keluarga Bakrie ini tiba-tiba mengumumkan rencana untuk menerbitkan 26,17 miliar saham biasa seri B dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Hal itu terungkap dalam prospektus rights issue yang dirilis BUMI pada Selasa (6/5). Merujuk pada prospektus itu, harga pelaksanaan aksi korporasi yang biasa disebut rights issue itu senilai Rp 250 per saham. Alhasil, jika rights issue terserap maksimal, BUMI bakal meraup dana segar senilai Rp 6,54 triliun.
Rencana ini tentu mengejutkan lantaran pada Desember tahun lalu, BUMI sejatinya sudah mengumumkan rencana untuk menerbitkan 13,67 miliar saham baru tapi dengan skema Penerbitan Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) alias private placement.
Harga pelaksanaan private placement, kala itu, direncanakan senilai Rp 425 per saham. Imbasnya, nilai total private placement BUMI waktu itu senilai Rp 5,8 triliun. Sayangnya, manajemen BUMI masih bungkam terkait perubahan aksi pencarian dana ini.
Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI tidak merespons pertanyaan yang dilayangkan KONTAN. Satu hal yang pasti, rencana rights issue itu akan menghasilkan dilusi terbilang besar, yakni 55,75%.
BUMI menjelaskan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk empat kebutuhan. Pertama, sekitar Rp 1,73 triliun atau US$ 150 juta akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari China Investment Corporation (CIC). Fasilitas itu sejatinya diperoleh dari anak CIC, yaitu Country Forest Limited (CFL) pada 18 September 2009.
Total pinjaman BUMI ke CFL tercatat US$ 1,3 miliar. Senilai US$ 600 juta dari fasilitas itu akan jatuh tempo pada 18 September 2014, sementara US$ 700 juta baru jatuh tempo pada 18 September 2015.
Kedua, sekitar Rp 1,73 triliun atau setara US$ 150 juta akan digunakan BUMI untuk melunasi fasilitas utang dari Castleford Investment Holdings Ltd. Fasilitas itu diperoleh pada 14 November 2013 yang digunakan untuk ekspansi anak usaha BUMI.
Ketiga, BUMI akan menggunakan Rp 2,59 triliun atau setara US$ 225 juta untuk melunasi obligasi (guaranteed convertible bonds bond) yang diterbitkan 5 Agustus 2009. Sisa dana hasil rights issue lainnya akan digunakan untuk modal kerja.
Rencana rights issue ini akan dimintakan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Juni 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News