kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,80   -12,69   -1.37%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Barito siapkan US$ 815 juta untuk ekspansi pabrik


Kamis, 22 Mei 2014 / 10:38 WIB
Barito siapkan US$ 815 juta untuk ekspansi pabrik
ILUSTRASI. Rokok


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Barito Pacific Energy Tbk akan menggelar aksi besar-besaran mulai tahun ini hingga tahun 2017. Produsen barang kimia berkode saham BRPT ini akan melakukan aksi korporasi dengan membangun pabrik karet sintesis dan memperbesar kapasitas pabrik naphtha cracker. Dua aksi korporasi itu diperkirakan menelan biaya hingga US$ 815 juta.

Pertama, lewat anak usahanya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Barito akan berkongsi dengan Michelin untuk memproduksi karet sintetis. Adapun nilai investasi pabrik tersebut mencapai US$ 435 juta. "Nama perusahaannya adalah PT Synthetic Rubber Indonesia. Chandra Asri memiliki 45% saham," ujar Henky Susanto, Direktur PT Barito Pacific Energy Tbk, Rabu (21/5).

Kedua, Barito juga berencana meningkatkan kapasitas produksi beberapa produknya mengan membangun fasilitas pengolahan naphtha cracker yang ditargetkan kelar di kuartal IV-2015. Nilai investasi sebesar US$ 385 juta.

Dengan adanya pabrik ini, Barito Pacific berharap kapasitas beberapa produk olahannya meningkat. Misalnya, produksi etilena yang sekarang masih 600.000 ton per tahun bakal naik menjadi 860.000 ton per tahun. Begitupun juga dengan produksi propilena ditargetkan bisa naik dari 320.000 ton per tahun menjadi 470.000 ton.

Selain itu, produksi mixed C4 juga bisa bertambah dari 220.000 ton per tahun menjadi 315.000 ton. Ekspansi pabrik juga akan mengerek produksi py-gas yang semula hanya 280.000 ton per tahun menjadi 400.000 ton per tahun.

Sementara itu, produksi polietilena, polipropilena, styrene monomer tetap sama. Adapun kapasitas produksi polietilena adalah 336.000 ton per tahun. Sementara itu, kapasitas produksi polipropilena sebesar 480.000 ton per tahun, serta kapasitas produksi styrene monomer sebanyak 340.000 per tahun

Khusus di tahun kuda kayu ini, Barito sudah menyiapkan belanja modal sebanyak US$ 130,5 juta. Sebanyak US$ 115,5 juta adalah belanja modal Chandra Asri untuk memperbesar kapasitas pabrik naphtha cracker. Sisanya, belanja modal itu untuk kebutuhan ekspansi anak usaha Barito yang lain.

Incar pertumbuhan

Pada kuartal pertama tahun ini, perusahaan ini berhasil mengantongi pendapatan sebanyak US$ 645,95 juta (belum diaudit) atau naik 8,89% dari periode yang sama tahun lalu, yakni US$ 593,16 juta.

Meski pendapatan naik, Barito masih menderita kerugian di tiga bulan pertama tahun ini sebesar U$S 9,84 juta atau naik 55,45% dari triwulan pertama tahun lalu. Sepanjang tahun 2013 lalu, Barito juga masih merugi US$ 25,86 juta lantaran kenaikan beban usaha perusahaan.

Tahun ini, Barito mengincar kinerja pendapatan positif. Setidaknya, Barito mengincar target kenaikan penjualan antara 7% sampai 8%. Artinya, sampai akhir tahun ini, pendapatan Barito diharapkan bisa mencapai US$ 2,7 miliar. Sepanjang tahun 2013 lalu, realisasi pendapatan Barito tercatat sebesar US$ 2,51 miliar.

Selama ini, pendapatan perusahaan paling besar masih disumbang oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, yakni mencapai 99%. Sedangkan anak perusahaan lain hanya menyumbang 1% dari seluruh total penjualan grup. "Tahun ini, anak usaha non Chandra Asri diharapkan bisa meningkatkan kontribusi hingga menjadi 2% dari penjualan," ujar Henky.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×