Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menyatakan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk aksi korporasi ini.
Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (28/9), periode pembelian kembali saham BRPT akan berlangsung antara 29 September 2020 sampai 29 Desember 2020. Adapun jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 2% dari jumlah modal yang ditempatkan BRPT.
Manajemen BRPT mengatakan, pelaksanaan aksi buyback saham ini tidak akan memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja dan pendapatan BRPT. Sebab, saldo laba dan arus kas BRPT yang tersedia saat ini mencukupi kebutuhan dana untuk melakukan buyback saham.
"Program buyback ini diharapkan mengirim sinyal positif dan dilakukan sebagai bentuk keseriusan korporasi menjaga level of confidence investor terhadap Barito Pacific," ujar David Kosasih, Direktur Keuangan Barito Pacific kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9).
Baca Juga: Buyback saham, Barito Pacific (BRPT) siapkan dana Rp 1 triliun
Per penutupan hari ini, saham BRPT naik 15,33% ke level Rp 790. Namun, sejak awal tahun atau secara year-to-date, saham emiten taipan Prajogo Pangestu ini masih terkoreksi hingga 47,68%.
Sebenarnya, berapa harga wajar (fair value) saham BRPT saat ini?
Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun merekomendasikan hold saham BRPT dengan target harga Rp 700. “Yang artinya, harga BRPT sudah cukup wajar saat ini,” ujar Young Jun kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9). Sebelumnya, Mirae Asset menyematkan rekomendasi jual (sell) saham BRPT dengan target harga Rp 650 per saham.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas menaikkan rekomendasi saham Barito Pacific (BRPT)
Salah satu pertimbangannya adalah, kinerja BRPT di sisa tahun ini diperkirakan akan membaik dibandingkan dengan kinerja pada kuartal kedua 2020. Sebab, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada September 2020 tidak akan seketat PSBB pertama.
Adanya PSBB ini, lanjut Young Jun, mungkin akan memperlambat proses pemulihan ekonomi. Namun, efeknya terhadap ekonomi tidak akan sebesar PSBB di kuartal kedua. Dengan pemulihan ekonomi secara bertahap dan dengan adanya PSBB kedua, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan permintaan petrokimia domestik akan mencapai puncaknya pada kuartal ketiga, dan akan sedikit turun pada kuartal keempat 2020.
Young Jun memperkirakan harga minyak saat ini memiliki potensi kenaikan yang mulai terbatas, salah satunya karena kepatuhan yang rentan negara produsen minyak terhadap aturan pemotongan produksi yang menyebabkan adanya potensi produksi yang berlebih. Selain itu, Libya juga akan memulai kembali ekspor minyak mentah.
Dus, dengan rendahnya harga minyak, salah satu segmen bisnis yang akan diuntungkan adalah plastik kemasan dari meningkatnya lalu lintas perdagangan online (e-commerce).
Baca Juga: Moody's sematkan rating Baa3 untuk emisi Barito Pacific (BRPT)
Apalagi, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), anak usaha BRPT, mulai mengoperasikan dua unit pabrik Methyl Tert-butyl Ether ( MTBE ) berkapasitas 128 KTA dan Butene 1 (B1) berkapasitas 43 KTA bulan ini. Young Jun menilai, adanya kapasitas tambahan ini akan membuat pendapatan BPPT di kuartal ketiga dan keempat akan lebih baik daripada kuartal kedua. Hanya saja, melemahnya permintaan di kuartal keempat tidak bisa terelakkan.
Young Jun mempertahankan proyeksi pendapatan BRPT tahun ini, yakni di angka US$ 2,28 miliar, dengan asumsi laba bersih senilai US$ 47 juta. Tahun depan, estimasi pendapatan BRPT berada di angka US$ 2,96 miliar dengan laba bersih US$ 98 juta.
Baca Juga: Barito Pacific (BRPT) tetap melangsungkan konstruksi proyek PLTU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News