kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bargain hunting mengerek GBP/USD


Minggu, 15 Oktober 2017 / 13:23 WIB
Bargain hunting mengerek GBP/USD


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan pekan ini, nilai tukar poundsterling unggul dibanding dollar. Mata uang negeri Ratu Elizabeth II ini menguat akibat bargain hunting yang dilakukan pelaku pasar di tengah penantian Brexit dan buruknya data Amerika Serikat. Analis merekomendasikan sell on strength untuk perdagangan senin esok.

Mengutip harga pasar spot Bloomberg, pasangan mata uang GBP/USD pada akhir pekan ini yang ditutup pada Jumat (13/10) berada di level 1,3285 dolar per sterling atau naik 0,17%. Dalam sepekan, angka ini naik 1,68%.

Penguatan sterling melanjutkan tren bargain hunting yang dilakukan oleh pelaku pasar akibat perundingan Brexit. Perdana Menteri Theresa May berusaha keras mendapatkan kesepakatan pre-Brexit agar Inggris dapat terus diuntungkan dari kesepakatan dagang Uni Eropa. Namun kepala perundingan Michael Barnier dari kubu Uni Eropa telah mengatakan, perundingan ini telah mencapai jalan buntu lantaran belum mendapatkan kepastian berapa biaya yang harus Inggris bayar untuk terus mendapatkan akses ke pasar Eropa.

"Bahkan ketua IMF Christine Lagard, mengkhawatirkan kalau proses perundingan brexit tidak menghasilkan kesepakatan apaapun hingga perpisahan mereka di akhir maret 2018," kata Alwi Assegaf, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka, kepada KONTAN.

Di sisi lain, Alwi melihat dollar AS tertekan akibat rilis notulen FOMC pada September lalu yang menunjukkan keraguan para pejabat The Fed akan kemampun ekonomi AS dalam iklim inflasi yang rendah. Hal ini juga dibuktikan oleh rilis data paka pekan ini yang menunjukkan kinerja bulan September yang mengecewakan.

Mengutip data Biro Statistik Ketenagakerjaan Amerika Serikat, data indeks harga konsumer (CPI) berada di level 0,5% yang berada di bawah harapan pasar. Ada pula data CPI Inti juga mengecewakan yang koreksi hanya naik ke 0,1%.

Ada pula data penjualan ritel di level 1,6% meleset tipis dari harapan pasar di 1,7% namun di atas realisasi periode sebelumnya di defisit 0,1%. Satu-satunya data yang bagus adalah data penjualan ritel inti di 1% atau dua kali lipat dari periode sebelumnya.

Padahal, satu lagi data indeks harga produsen (PPI) dan PPI Inti yang rilis sehari sebelumnya sudah landai di 0,4% menjadi indikator yang cukup positif bagi arah inflasi AS. "Data inflasi adalah data yang penting bagi The Fed untuk melakukan normalisasi kebijakan," kata Alwi.

Secara teknikal, ia melihat adanya potensi kenaikan yang bakal dibarengi oleh aksi profit taking. Moving average (MA) telah berada di atas MA 55 dan MA 10, menunjukkan tren bergerak bullish untuk jangka pendek dan menengah. Moving average convergence divergence (MACD) netral atau flat. Stochastic masuk ke area bullish cross over yang mengindikasikan potensi naik. Sedangkan relative sstrength index di posisi uptrend.

Rekomendasi GBP/USD: sell on strength
Support: 1,3233 - 1,3175 - 1,3120
Resistance: 1,3366 - 1,3454 - 1,3520

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×