kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Bappebti Godok Pendirian Bursa Komoditas Baru


Senin, 08 September 2008 / 22:35 WIB


Reporter: Dyah Megasari,Diade Riva Nugrahani | Editor: Test Test

JAKARTA. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) tidak lama lagi bakal memiliki saingan. Saat ini, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah menerima dokumen permohonan pendirian bursa berjangka baru. Bursa berjangka tersebut rencananya bernama Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia.

Menurut Deddy Saleh, Kepala Bappebti, inisiatif pendirian bursa tersebut datang dari beberapa perusahaan pialang berjangka. Deddy mengaku sebenarnya sudah meminta para perusahaan pialang tersebut untuk tetap fokus mengembangkan BBJ. "Saya sudah menganjurkan untuk mengoptimalkan bursa yang sudah ada," ungkap Deddy, kemarin (8/9).

Namun para pialang tersebut menganggap BBJ sudah sulit dioptimalkan. Dus, mereka ngotot mengajukan izin pendirian bursa berjangka baru. Sayangnya, Deddy tidak bersedia membeberkan siapa saja perusahaan pialang yang menjadi motor pendirian bursa baru ini.

Menurut Deddy, saat ini Bappebti tengah mempelajari kelengkapan dokumen permohonan pendirian bursa berjangka dan prospek bursa tersebut. "Jika kelengkapan dokumen terpenuhi, bursa bisa segera beroperasi," terang Deddy. Menurut Deddy, lazimnya, bursa bisa efektif beroperasi dalam waktu 45 hari setelah dokumen permohonan tersebut disetujui oleh Bappebti.

Deddy berharap kehadiran bursa komoditas baru tersebut akan memacu transaksi komoditas yang ada di BBJ. Seperti diketahui, transaksi yang paling ramai di BBJ saat ini masih berasal dari Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Sementara transaksi komoditas masih sepi.

Deddy juga menepis anggapan pembentukan bursa berjangka baru ini akan mengakibatkan terjadinya persaingan tidak sehat antara bursa baru dengan bursa yang sudah ada. "Pembentukan bursa justru akan menjadikan mereka berkompetisi, jadi satu sama lain akan terpicu untuk melakukan transaksi," tandas Deddy.

Direktur Utama BBJ, Hasan Zein Mahmud mengaku tidak khawatir dengan kemungkinan hadirnya bursa berjangka baru tersebut. "Tak masalah jika bakal ada bursa baru, yang penting bisa memacu ramainya transaksi," terangnya.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis PT Monex Investindo Futures, Apelles Rizal T Kawengian, menyambut baik rencana berdirinya bursa baru tersebut. "Ini langkah yang sangat positif," kata Rizal. Rizal menilai, berdirinya bursa baru akan menggairahkan industri bursa komoditas. Pasalnya, produk bursa akan makin variatif. "Saya rasa tidak mungkin suatu produk yang sudah listing di bursa satu akan listing di bursa lainnya, kecuali bursanya paralel," jelas Rizal.

Rizal menegaskan Monex siap bergabung dengan bursa komoditas baru tersebut, bila bursa tersebut menawarkan peluang yang jelas. "Kalau ada peluang di bursa komoditi, kami pasti akan coba," ujarnya.

Oleh karena itu, Rizal berharap Bappebti dan pihak terkait melakukan sosialisasi untuk memberi kejelasan mengenai konsep dan produk-produk yang akan diperdagangkan di bursa tersebut. Selain itu, Rizal menegaskan mekanisme transaksi dan aturan main lainnya harus jelas. Dengan demikian, kepentingan para investor tetap terlindungi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×