Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menilai penurunan harga saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih wajar.
Alasan Bapepam LK, harga Rp 100 per saham merupakan cerminan, setelah saham baru hasil rights issue beredar di pasar. "Patokan (harga FREN saat ini) adalah saham dengan nominal yang baru," ujar Noor Rachman, Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa (PKPSJ) Bapepam-LK, Jumat (24/2).
Jumlah saham baru FREN yang beredar di pasar lebih banyak dari sebelumnya. Seperti diketahui, FREN melakukan reverse stock split dan rights issue dengan rasio masing-masing 20:1 dan 1:2.
Jumlah saham baru (Saham Seri C) yang ditawarkan dalam rights issue sebanyak 13,36 miliar dengan nilai nominal dan eksekusi Rp 100 per saham. Setiap pemegang satu saham seri A atau B mendapatkan dua hak memesan efek terlebih dahulu, atau biasa disingkat HMETD.
Jumlah saham seri C itulah yang kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).Mengacu ke prospektus rights issue FREN, jumlah saham seri A dan B yang beredar masing-masing 1,01 miliar saham dan 5,66 miliar saham.
Sebelum reverse stock dan rights issue, harga saham FREN hanya Rp 50 per saham. Setelah saham dibundel bersamaan dengan hari ex date rights issue, harga saham FREN pun berubah.
Dengan rasio reverse stock 20:1, sejatinya harga FREN menjadi Rp 1.000 per saham pasca aksi itu. Di luar dugaan, harga FREN ternyata hanya Rp 400 per saham ketika saham hasil reverse stock dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengelola BEI beralasan, Rp 400 merupakan harga teoritis yang terbentuk setelah rights issue.
Harga Rp 400 per saham diperoleh dari harga saham hasil reverse stock Rp 1.000 x 1 ditambah (2 x Rp 100 per saham rights issue) menjadi
Rp 1.200. Angka itu kemudian dibagi 3 sesuai dengan jumlah saham setelah rights issue. Sehingga harga penyesuaiannya adalah Rp 400 per saham.
Kendati distribusi saham baru dilakukan pada 21 Februari 2012, harga penyesuaian sudah diberlakukan pada 16 Februari 2012. Nah, setelah pendistribusian, saham seri C pun beredar. Celakanya, jumlah saham tersebut lebih banyak daripada saham seri A dan B.
Saham seri C yang dihargai Rp 100 per saham, kemudian mempengaruhi dan membentuk harga baru. Tak heran apabila harga FREN terus merosot. "Itu lazim terjadi, sudah 30 hingga 40 perusahaan yang mengalami itu," ungkap Noor Rachman.
Harga FREN, kemarin, anjlok 4,63% menjadi Rp 103 per saham. Harga itu sudah merosot 74,25% dari harga pembukaan di 16 Februari 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News