Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Test Test
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kemungkinan membatalkan rencana pendanaan eksternal melalui penerbitan obligasi pada tahun ini. Sebagai gantinya, perusahaan kontruksi pelat merah ini mengandalkan kas internal untuk pengembangan usaha.
Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA, mengatakan penerbitan obligasi dan surat utang jangka menengah atau Medium Term Notes (MTN) memang masuk dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010. Namun, sejatinya, penerbitan obligasi sangat tergantung dari besaran investasi yang akan dilakukan serta proyek yang diperoleh.
Dia menghitung, dana investasi yang akan ditanamkan WIKA tahun ini sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 250 miliar. Duitnya untuk pembangunan jalan tol ruas Surabaya-Mojokerto senilai Rp 120 miliar, dan pendirian pabrik aspal senilai Rp 50 miliar-Rp 100 miliar. Selain itu, pendanaan proyek pembangkit listrik di Jawa Barat senilai maksimal Rp 50 miliar.
Sedangkan kas internal WIKA hingga akhir Desember 2009 mencapai Rp 1,2 triliun. Sehingga, WIKA lebih memilih menggunakan kas internal untuk membiayai investasinya tahun ini ketimbang menerbitkan obligasi. "Buat apa kalau tidak terpakai, padahal kami masih harus membayar bunganya," katanya, kemarin.
Di sisi lain, WIKA berencana membagikan dividen dari laba bersih yang diperolehnya tahun lalu. Porsi dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham 30% dari laba bersihnya Rp 189,2 miliar. "Kami akan membagikan dividen Rp 10,02 per saham," kata Ganda Kusuma, Direktur Keuangan WIKA.
Sementara itu, selama kuartal satu 2010, WIKA mencetak laba bersih sebesar Rp 64,28 miliar atau naik 39,9% dari periode sama tahun lalu. Padahal, penjualannya turun 13,1% dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,1 triliun.
Pasalnya, WIKA mengurangi proyek swasta. "Ini demi meminimalisasi risiko," kata Bintang. Selain itu ada proyek yang belum bisa dibukukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News