kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,42   -14,31   -1.54%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank sentral menyulut kenaikan pasar saham


Jumat, 23 September 2016 / 07:39 WIB
Bank sentral menyulut kenaikan pasar saham


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menjelang akhir kuartal ketiga, laju Indeks Harga Saham Gabungan terdongkrak stimulus moneter tiga bank sentral, yakni, Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Indonesia. Berkat sentimen positif tersebut, IHSG berpeluang menuju level 5.500 hingga akhir tahun ini.

Rabu lalu (21/9), Bank of Japan (BoJ) memutuskan menahan suku bunga dan menahan yield obligasi negara bertenor 10 tahun di angka 0%. Bank sentral Jepang ini juga melanjutkan pembelian aset, seperti obligasi negara.

Menyusul bank sentral Negeri Sakura, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) juga mempertahankan suku bunga acuan Fed Funds Rate yang saat ini berkisar antara 0,25%–0,5%. Notulen rapat The Fed menunjukkan, desakan kenaikan suku bunga semakin kuat.

Jika kondisi ekonomi tidak menurun, kenaikan suku bunga berpeluang terjadi pada akhir tahun. Dari dalam negeri, Bank Indonesia menurunkan suku bunga 7 days reverse repo rate dari 5,25% ke 5% pada Kamis (22/9).

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan ini muncul dalam beberapa pekan terakhir. Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, kebijakan bank-bank sentral ini berdampak positif bagi IHSG.

"Saat ini IHSG masih berada di 5.380, prediksi saya 5.524 masih positif tercapai, jaraknya tidak jauh," kata William. Bahkan, menurut perhitungan William, IHSG berpotensi mencapai 6.186 di akhir tahun.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, ekspektasi pasar sejak semula memang Fed Fund Rate tidak akan naik pada bulan ini. Namun, kemungkinan besar suku bunga akan naik Desember mendatang.

"Makanya IHSG diproyeksikan terus di jalur hijau dengan penguatan signifikan," kata Hans kepada KONTAN, Kamis (22/9).

Hans memprediksi IHSG dapat melaju ke level 5.500 hingga akhir tahun. Tentu pendakian indeks ini tetap akan diwarnai koreksi. Potensi koreksi terbesar akan terlihat jelang rapat petinggi The Fed Desember nanti.

Tapi William pesimistis The Fed akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini. Ia menilai The Fed baru menaikkan suku bunga tahun depan. Pasalnya, AS akan menggelar pemilihan umum di akhir tahun ini. Jadi, perubahan suku bunga kemungkinan terjadi setelah pemerintahan baru terbentuk.

Dari dalam negeri, ada sentimen negatif berupa penyerapan pajak yang belum sesuai target tahun ini. "Realisasi amnesti pajak juga masih di bawah target," kata Hans.

Analis Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe juga menilai realisasi amnesti pajak akan jadi faktor penting penggerak bursa ke depan. Ia menilai kebijakan The Fed dan BI hanya terasa dalam jangka pendek. Tapi, IHSG berpeluang melorot lagi bila realisasi amnesti pajak tidak sesuai harapan.

"Saat IHSG menembus 5.000, isu amnesti pajak menjadi pendorong. Tapi realisasinya saat ini masih minim, makanya kalau tidak tercapai kemungkinan IHSG bisa berada di level 5.200-5.300," kata Kiswoyo.

Tapi jika realisasi amnesti pajak bagus, IHSG bisa mencapai 5.800 pada akhir tahun. Dengan prediksi IHSG di sekitar 5.500, artinya sepanjang tahun ini indeks berpeluang naik 19,75% dari posisi akhir 2015.

Hingga kemarin, IHSG naik 17,14%. IHSG mencetak kenaikan tertinggi di antara pasar saham Asia. Sekadar mengingatkan, IHSG tahun lalu mencetak kinerja jeblok dengan penurunan 12,13% sepanjang tahun. Padahal, tahun 2014 indeks acuan pasar saham dalam negeri ini justru melonjak 22,29%.

Lonjakan indeks ini ditopang oleh ekspektasi pasar atas pergantian presiden pascapemilu Indonesia. Kiswoyo mengatakan, pergerakan IHSG yang cenderung naik tipis menunjukkan kondisi pasar kurang stabil. Dia merekomendasikan saham-saham blue chips sebagai pilihan paling aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×