Reporter: Dityasa H Forddanta, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) bakal menggelar rights issue. Namun, aksi korporasinya tersebut mendapat sorotan pasar.
Pasar menilai, harga pelaksanaan rights issue terlampau mahal, yakni sebesar Rp 100 per saham. Harga itu hampir dua kali lipat di atas level harga saat ini, Rp 52 per saham.
Selain itu, risiko dilusi yang didapat investor juga besar. Rights issue BABP memberikan efek dilusi 18,18%.
Direktur Utama Bank MNC Benny Purnomo memastikan penetapan harga tersebut sudah sesuai dengan aturan. Sejauh ini juga tak ada masalah, meski izin efektif rights issue baru akan diberikan pada 25 Mei 2018.
"Sepanjang ada yang mau beli kenapa tidak? Memang harga sebenarnya Rp 52 tapi dijualnya Rp 100. Kalau ada yang mau beli, kan, boleh-boleh saja," ujar Benny saat ditemui di Jakarta, Selasa (17/4).
BABP akan menerbitkan 4,9 miliar saham atau 22,22% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 100, maka perusahaan ini bakal meraup Rp 489,6 miliar.
Dana segar tersebut akan digunakan untuk menambah permodalan perusahaan. Benny bilang, jika target tersebut terpenuhi maka modal inti bank ini akan berada di posisi Rp 1,5 triliun.
Dia menambahkan, jumlah modal tersebut akan cukup untuk menopang target tahun ini. Antara lain, pertumbuhan kredit 12% sampai 15% dan dana pihak ketiga (DPK) 8% sampai 10%.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan tetap dijaga di bawah 3% akhir tahun ini. "Untuk CAR (capital adequacy ratio) kami akan jaga di angka 17% sampai 18%, jauh di atas dari yang disyaratkan oleh OJK," ungkap Benny.
Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest, mengatakan, langkah BABP memperkuat struktur modal sebenarnya positif. Tetapi, rights issue yang dilakukan BABP kurang menarik, terutama bagi investor ritel.
Sebab, selisih harga antara harga pasar dan pelaksanaan itu terlampau mahal. Efek dilusinya juga tidak sedikit. "Jadi, lebih baik relakan saja," saran Aditya.
Selain itu, BABP juga jarang membagikan dividen. Hal ini menambah kurang menariknya saham perusahaan bagi investor ritel.
Saham BABP kemarin sepi transaksi. Harganya diam tak bergerak, bertahan di Rp 52 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News