Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk pada Rabu (30/1) menyelenggarakan Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 yang mengangkat tema "Indonesia: Invest Now!". Forum investasi internasional itu dihadiri oleh lebih dari 600 investor baik dari dalam maupun luar negeri. Turut hadir dalam kesempatan tersebut sekitar 200 nasabah korporasi Bank Mandiri.
MIF 2019 merupakan MIF kedelapan yang digelar oleh Bank Mandiri. MIF 2019 digelar dengan tujuan untuk mendorong masuknya investasi asing ke Tanah Air untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Kali ini Bank Mandiri bekerjasama dengan Jefferies, perusahaan investment bank global yang asal Amerika Serikat.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan pada MIF 2019 para investor akan mendapatkan pemaparan terkait update kebijakan dan regulasi terkini dari sejumlah pemangku kepentingan, antara lain Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara.
Selain itu turut hadir pula mantan Menkeu yang saat ini menjabat sebagai Advisory Board Chairman of Mandiri Institute M Chatib Basri, dan Chief Strategist Jefferies, Sean Darby.
“MIF 2019 memfokuskan pada solusi strategis bagi para penentu keputusan dan investor swasta dalam menavigasi bisnis, seiring bayang-bayang tren pengetatan moneter global dan belangsungnya tahun politik di Indonesia,” kata Sulaiman saat membuka MIF 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta.
Lebih lanjut, Sulaiman menjelaskan sektor perbankan sebagai salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan invetasi di Tanah Air saat ini dapat dikatakan dalam performa yang sangat baik. Sektor perbankan terus tumbuh dengan rasio pertumbuhan kredit tahunan yang berada di kisaran 12% dan rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang stabil di bawah 3% hingga November tahun 2018.
Kemudian Sulaiman juga meyakini bahwa sektor perbankan nasional bisa terus tumbuh di tengah-tengah gempuran pengaruh revolusi industri 4.0. "Kami yakin bahwa sektor perbankan akan terus berkontribusi optimal dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi karena didukung oleh terjaganya kualitas aset, rasio permodalan yang kuat dan efisiensi biaya operasional akibat inovasi pada digital banking dan instrumen keuangan serta kuatnya konsumsi domestik,” kata dia.
Ia bilang melalui riset terkini, tim ekonom Mandiri Group memproyeksikan perekonomian nasional akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,22% pada tahun 2019, dibandingkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2018 5,16%.
Oleh karena itu, Indonesia diharapkan bisa mendorong perkembangan sektor manufaktur untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil serta mampu menyerap tenaga kerja yang lebih besar dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Asal tahu saja, potensi jumlah angkatan kerja nasional yang besar di Indonesia masih belum terserap optimal karena terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan dan keahlian di bidang teknologi informasi (TI).
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir menyebut MIF 2019 diharapkan bisa memberikan banyak informasi strategis kepada para investor, baik dari dalam maupun luar negeri mengenai peluang-peluang investasi yang dapat dilakukan di Indonesia.
"Mandiri Sekuritas optimis iklim investasi, termasuk pertumbuhan pasar modal, pada tahun ini akan lebih positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia.
Sebagai rangkaian kegiatan MIF 2019, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas sebelumnya sudah mengajak sejumlah investor mengunjungi berbagai lokasi potensial untuk penanaman modal di Tanah Air yang telah memanfaatkan digital dan microeconomy pada 28-29 Januari 2019 lalu.
Kemudian, pada Kamis 31 Januari 2019 sejumlah investor juga melakukan one on one meeting serta group meeting dengan pemangku kepentingan dan pelaku usaha termasuk emiten yang melantai di bursa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News