kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Bangun smelter anyar, Vale Indonesia (INCO) sudah sampai tahap negosiasi


Jumat, 11 Oktober 2019 / 18:34 WIB
Bangun smelter anyar, Vale Indonesia (INCO) sudah sampai tahap negosiasi
ILUSTRASI. Bangun smelter anyar, Vale Indonesia (INCO) sudah sampai tahap negosiasi dengan investor.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO, anggota indeks Kompas100) berencana membangun dua pabrik pengolahan nikel (smelter). Smelter ini akan dibangun di Pomalaa dan Bahodopi.

Bayu Aji, Senior Manager Communication Vale Indonesia mengatakan, smelter di Pomalaa menghabiskan dana investasi sebesar US$ 2,8 miliar. Adapun rincian dana ini adalah US$ 2,5 miliar untuk pembangunan pabrik dan US$ 300 juta untuk investasi tambang.

Sementara smelter di Bahodopi membutuhkan dana US$ 2,1 miliar, terdiri dari US$ 1,8 miliar digunakan untuk smelter dan US$ 300 juta untuk investasi tambang.

Baca Juga: Proyek Larona Canal kelar, Vale Indonesia (INCO) yakin target produksi nikel tercapai

Adapun skema yang dipakai dalam dua proyek ini adalah joint venture (JV). Saat ini, kedua smelter tersebut telah sampai pada tahap negosiasi akhir dengan investor. Diharapkan negosiasi ini rampung pada akhir tahun ini.

“Saat ini sedang negosiasi akhir dengan investor dan partner, sembari menunggu perizinan,” terang Bayu kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Untuk pembangunan smelter di Pomalaa, INCO menggandeng Sumitomo Metal Mining Co. Ltd, sebuah perusahaan asal Jepang. Sementara untuk proyek smelter di Bahodopi, INCO menggandeng perusahaan asal China.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) baru menggunakan 39% capex hingga Juni 2019

Bayu menambahkan, smelter di Pomalaa akan menghasilkan produk Mixed Sulphide Precipitate (MSP). MSP sendiri merupakan salah satu komponen untuk membuat baterai mobil listrik. Sedangkan smelter di Bahodopi akan difungsikan untuk memproduksi feronikel.

Tak hanya pembangunan smelter, INCO saat ini juga tengah ‘disibukkan’ dengan rencana divestasi 20% saham oleh MIND ID (yang dulu bernama Inalum).

Untuk diketahui, pemerintah telah menunjuk MIND ID selaku holding Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) pertambangan untuk menyerap 20% divestasi saham INCO.

Namun, Bayu masih enggan berkomentar banyak terkait wacana pengambilalihan 20% saham tersebut. “Ditunggu saja update-nya,” kata Bayu.

Baca Juga: Soal divestasi saham yang akan diserap MIND ID, Vale: Akan ada diskusi minggu ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×